Menu

Minyak Merekah Pada Level Rendah

M Septian

Selasa pagi ini (25/08) harga minyak dunia bergerak menguat, namun masih berada pada posisi terendah 6.5 tahun. Para trader minyak masih terguncang akibat prospek ekonomi global dan melimpahnya suplai minyak dunia.

Selasa pagi ini (25/08) harga minyak dunia bergerak menguat, namun masih berada pada posisi terendah 6.5 tahun. Para trader minyak masih terguncang akibat prospek ekonomi global dan melimpahnya suplai minyak dunia.

Di bursa NYMEX, acuan harga minyak AS, WTI, diperdagangkan naik 0.62% menjadi USD 38.48 setelah penutupan harga kemarin pada USD 38.24. Sementara minyak Brent pengiriman Oktober di pasar Intercontinental Exchange (ICE) bergerak antara 42.53 hingga 45.47 Dolar AS sebelum ditutup pada USD 42.95 naik USD 0.26 atau 0.60 persen.

Pasar tampak bereaksi hati-hati pada awal trading hari ini. Harga minyak tetap berada pada posisi yang sebanding dengan puncak krisis keuangan tahun 2009 dan menunjukkan bahwa kekhawatiran akan prospek pertumbuhan ekonomi China sebagai konsumen minyak mentah terbesar kedua di dunia kini sama besarnya dengan ketakutan akan melimpahnya jumlah pasokan selama setahun belakangan.

Semalam, WTI sempat anjlok di bawah USD 38, karena permintaan yang lemah di China bergema ke seluruh pasar energi di dunia menekan harga menuju tingkat terendah. Melemahnya pasar modal di seluruh dunia sebagai dampak lanjutan dari rilis data manufaktur China yang mengecewakan akhir pekan lalu ikut mendorong kemerosotan. Indeks berjangka China turun 10%, memberikan indikasi kuat bahwa penurunan itu akan terus berlanjut.

Bursa saham Asia tampak rentan pada aksi jual yang kemungkinan masih berlanjut karena para investor masih khawatir akan melambatnya perekonomian China sebagai motor penggerak paling penting ekonomi dunia. Indeks Nikkei (N225) turun 3.8% menuju level terendah enam bulan, sementara bursa saham MSCI asia pasifik (selain Jepang) menyentuh nilai terendah 3 tahun.

"Ada lautan merah (banyak sekali bearish) di pasar komoditas" komentar Bank ANZ pagi ini dilansir dari Investing. "Penurunan tajam didorong oleh kekhawatiran akan melambatnya permintaan dari China akibat OPEC dan AS memperluas produksinya," kata Bank tersebut mengomentari kondisi pasar minyak.

Produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menyentuh rekor tertingginya dalam rangka menekan kompetitor terutama produksi minyak shale Amerika Serikat. Namun hingga sejauh ini, mereka tetap mengabaikan jatuhnya harga minyak dan terus memompa output.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE