Menu

Minyak Merosot Tajam Setelah Ada Jaminan Pasokan Dari Saudi

Pandawa

Setelah ikut terpengaruh aksi jual di Bursa Wall Street, investor saat ini tengah mengamati apakah Output minyak Arab Saudi akan membanjiri pasar global.

Harga minyak anjlok sekitar 5 persen menuju level paling rendah dalam dua bulan terakhir, menyusul kembali turunnya pasar ekuitas global. Di lain pihak, tekanan terhadap permintaan minyak juga berhembus dari kemungkinan penambahan produksi dari Arab Saudi.

Harga minyak Brent turun sebesar 5.26 persen atau $4.05 hingga menyentuh $75.66 per barel, yang merupakan level terendah sejak 7 September. Sedangkan minyak WTI mengakhiri sesi perdagangan kemarin pada harga $66.43 per barel, berusaha bangkit setelah anjlok 5.2 persen pada harga $65.74 per barel, yang merupakan level terendah sejak 20 Agustus.

Menurut ahli strategi komoditas, jika harga minyak mentah AS turun hingga ke bawah $65 per barel, maka aksi sell-off dapat terpicu secara teknikal. Harga minyak yang turun cukup dalam itu dipengaruhi oleh laporan dari American Petroleum Institute (API), yang menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah AS.

"Tingkat keparahan jatuhnya harga minyak cukup mencolok. Sekarang kita harus menunggu dan melihat apakah penurunan seperti ini akan terus berlanjut," kata Gene McGillian dari Tradition Energy.

 

Arab Saudi Buka Peluang Tambah Produksi

Selain aksi jual di Bursa Wall Street, investor saat ini tengah mengamati apakah Output minyak Arab Saudi akan membanjir pasar global. Dalam sebuah konferensi pers di Riyadh, Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih, mengatakan bahwa harga minyak sudah berada di "posisi baik". Ia berharap jika produsen minyak dapat menandatangani perjanjian untuk memperluas kerja sama dan menstabilkan harga minyak pada bulan Desember mendatang.

"Kami akan memutuskan jika ada gangguan pasokan minyak, terutama dampak dari Sanksi Iran. Pola pikir kami sekarang adalah memenuhi permintaan untuk memastikan konsumen puas," kata Khalid. Menteri Energi Saudi itu juga mengutarakan bahwa Arab Saudi tidak mengesampingkan kemungkinan penambahan produksi antara 1 sampai 2 juta bph di masa mendatang.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE