Menu

Minyak Sedikit Menguat, Setelah Jatuh Ke 27 Dolar Per Barel

M Septian

Pada sesi perdagangan Asia hari ini, harga minyak tergerak naik, setelah kemarin merosot jatuh hingga mencapai USD 27 menyusul laporan bahwa terjadi peningkatan cadangan minyak di AS. Namun sentimen pasar minyak masih tetap bearish, mengingat tingginya produksi yang melebihi jumlah permintaan.

Pada sesi perdagangan Asia hari ini, harga minyak tergerak naik, setelah kemarin merosot jatuh hingga mencapai USD 27 menyusul laporan dari grup industri bahwa terjadi peningkatan besar-besaran cadangan minyak di AS. Namun sentimen pasar minyak masih tetap bearish, mengingat tingginya produksi yang melebihi jumlah permintaan.

Kemarin (20/1), minyak berjangka sempat menyentuh 27 Dolar AS per barel untuk pertama kali sejak 2003 lalu. Harga minyak terjebak dalam kemerosotan pasar finansial di seluruh dunia, karena para pedagang khawatir bahwa kelebihan pasokan emas hitam tersebut bertepatan dengan perlambatan ekonomi, terutama di China.

Anjloknya harga sehari yang lalu juga dipengaruhi oleh rilis data dari American Petroleum Institute (API) bahwa cadangan minyak meningkat 4.6 juta barel pekan lalu, jauh melebihi prediksi para analis sebesar 2.9 juta barel. Sementara laporan dari Departemen Energi AS baru akan dikeluarkan malam nanti, yang diprediksi meningkat sebesar 3 juta barel. Para investor juga masih mencerna komentar bearish dari International Energy Agency (IEA) yang memperingatkan bahwa harga minyak di dunia "bisa tenggelam dalam kebanjiran pasokan".

Di bursa NYMEX, meski cenderung stabil, hari ini (21/1) kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) pengiriman bulan Maret menanjak 0.88 persen atau sebanyak 25 poin ke 28.60 Dolar AS per barel, setelah ditutup pada USD 28.35. Minyak Brent di bursa Intercontinental Exchange (ICE) London telah menguat 1.04 persen menuju USD 28.17 perbarel atau terkerek sekitar 28 poin.

Sentimen Pasar Minyak Masih Bearish

Namun, sentimen pasar masih tetap bearish akibat para produsen di seluruh dunia memompa 1 hingga 2 juta barel minyak mentah setiap hari melebihi permintaan. Kondisi tersebut telah menyebabkan persediaan minyak menjadi sangat besar. Pada saat yang sama, kekhawatiran yang berkembang mengenai perekonomian China yang melambat juga menekan jumlah permintaan.

"Harga komoditas dan minyak yang lebih rendah mencerminkan melemahnya permintaan," kata HSBC seperti dilansir dari CNBC hari Kamis. ANZ Bank juga mengatakan harga minyak kemungkinan besar akan berada di bawah tekanan lebih lanjut, setelah rilis persediaan minyak resmi dari Energy Information Administration (EIA) AS malam ini.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE