Menu

Minyak Stabil Di Tengah Ekspektasi Kejatuhan Pasokan AS

Pandawa

Harga minyak terkoreksi dari penurunan kemarin berkat ekspektasi kejatuhan pasokan minyak mentah AS minggu ini. Namun, kekhawatiran virus Corona masih membebani sentimen bullish harga minyak.

Seputarforex - Harga minyak mentah bergerak stabil pada perdagangan Asia hari Selasa (13/Juli), didukung oleh ekspektasi penurunan pasokan minyak mentah AS. Pada saat berita ini diturunkan, minyak Brent berada di kisaran $75.71 per barel atau berada tidak jauh dari harga Open harian. Sementara itu, harga minyak WTI (West Texas Intermediate) berada di kisaran $74.40 per barel.

Dalam sepekan terakhir, harga minyak cenderung melemah karena dkekhawatiran terhadap lonjakan kasus virus Corona yang memaksa terjadinya pembatasan ekonomi di berbagai wilayah Asia. Namun, kabar yang beredar di kalangan investor mengenai prospek penurunan persediaan minyak AS lebih lanjut mampu sedikit meredam kejatuhan harga.

Menurut jajak pendapat ekonom Reuters, persediaan minyak mentah AS berpotensi kembali turun pekan ini, menggenapi kemerosotan selama delapan pekan berturut-turut. Pada perhitungan mingguan yang dirilis 2 Juli silam, stok minyak AS tercatat anjlok ke level terendah sejak Februari 2020.

Sementara itu, OPEC+ hingga kini belum mencapai kemajuan berarti untuk menyudahi perselisihan antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang pada pekan lalu memperkarakan kebijakan produksi minyak untuk bulan Agustus.

"Prospek pasokan minyak mentah AS yang semakin ketat memberikan dukungan terhadap pergerakan harga minyak… Namun kekhawatiran yang berkembang atas lonjakan kasus virus Corona di seluruh dunia membuat harga minyak mengalami kemunduran setelah menyentuh level tertinggi 3 tahun. Ketidakpastian atas kebijakan produksi OPEC+ juga ikut membatasi reli harga minyak," kata Toshitaka Tazawa, seorang analis di broker komoditas Fujitomi Co.

Pergerakan harga minyak selanjutnya masih bergantung pada perkembangan kasus virus Corona varian Delta yang sejauh ini semakin menyebar di banyak negara. Laporan terbaru WHO memperingatkan varian Delta akan menjadi dominan. Padahal, vaksinasi di banyak negara belum mencapai dosis yang memadai. Hal ini berpotensi membebani outlook harga minyak ke depan.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE