Menu

Minyak Terangkat Aksi Take Profit Para Trader

M Septian

Minyak dunia sedikit terangkat di awal hari Selasa (15/09) akibat aksi ambil untung para trader. Mereka juga masih menanti estimasi data sumur minyak dari American Petroleum Institute (API).

Minyak dunia sedikit terangkat di awal hari Selasa (15/09) akibat aksi ambil untung para trader. Namun mereka juga masih menanti estimasi data sumur minyak dari American Petroleum Institute (API).

Kemarin harga minyak terpeleset bersamaan dengan rendahnya permintaan perdagangan musim gugur, data perekonomian dari China yang lemah dan harga soft gasoline yang menekan pasar. Salah satu broker menyatakan bahwa kenaikan (harga minyak) Selasa didorong oleh aksi para pelaku pasar yang ambil untung dari jatuhnya harga di hari Senin, sementara trader lain memanfaatkan jatuhnya harga sebagai kesempatan untuk menempatkan pembukaan posisi baru.

Menurut bursa NYMEX, minyak mentah AS (WTI) diperdagangkan pada 44.30 Dolar AS per barel meningkat 30 sen dari posisi terakhirnya, sedangkan minyak Brent di pasar Intercontinental Exchange (ICE) London naik 32 sen ke USD 46.69 per barel. "Perdagangan pagi ini bisa dikatakan tidak mewakili fundamental, tapi sebagai interpretasi dari pergerakan harga kemarin," menurut pernyataan salah satu broker dilansir dari CNBC.

Jumat (11/09) lalu, International Energy Agency (IEA) di Paris menurunkan proyeksinya untuk produksi minyak AS tahun depan, dengan dalih luasnya dampak dari kebijakan strategis Saudi Arabia yang menggenjot output bertujuan demi melemahkan pengeboran minyak shale di AS. Tahun 2016 nanti, IEA memprediksi produksi shale AS akan berkurang 400 ribu barel per hari, jauh di bawah estimasi OPEC yang memperkirakan pertambahan 50,000 barel per hari. IEA dianggap oleh banyak ahli dalam industri sebagai salah satu penyedia statistik dan analisis energi global terkemuka di dunia.

Selain itu, IEA memperkirakan bahwa output minyak mentah global akan menurun setengah juta barel per hari tahun depan, hanya seperlima dari penurunan produksi shale AS. "Produksi minyak AS kemungkinan akan menanggung beban penurunan harga minyak yang sudah terhapus setengah dari nilai jualnya," kata IEA dalam laporan bulanannya.

Nilai jual emas hitam telah merosot hampir 60 persen sejak mencapai puncaknya di atas 100 Dolar AS per barel di musim semi 2014. November lalu, OPEC mengguncang pasar energi dunia dengan keputusannya yang tetap menjaga produksinya pada level tinggi lebih dari 30 juta barel per hari dalam rangka mempertahankan pangsa pasarnya. Kemarin presiden Venezuela Nicholas Maduro kembali meminta kepada OPEC untuk mengadakan pertemuan kepala negara dan akan mengajukan proposal untuk menopang harga minyak. Namun hingga saat ini, produsen minyak dari Timur Tengah masih bertahan pada pendirian mereka untuk tidak memangkas outputnya.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE