Menu

Minyak Terus Menguat Pasca Penjadwalan Temu Rusia-Saudi

M Septian

Minyak dibuka menguat tipis pada hari ini (06/10), terus melanjutkan peningkatan kemarin. Namun penguatan harga minyak terbatasi oleh penantian investor akan laporan dari pemerintah AS mengenai jumlah cadangan minyaknya pekan ini.

Minyak dibuka menguat tipis pada hari ini (06/10), terus melanjutkan peningkatan kemarin setelah Rusia membuka diri untuk bertemu dengan produsen minyak lainnya dalam membahas penurunan harga minyak belakangan ini. Namun penguatan harga minyak terbatasi oleh penantian investor akan laporan dari pemerintah AS mengenai jumlah cadangan minyaknya pekan ini. Beberapa analis berpendapat data terbaru akan menunjukkan penambahan stok minyak AS, yang mana bila itu terjadi maka akan membebani harga minyak lagi.

Menurut polling yang dilakukan Reuters hari Senin kemarin (05/10) yang dilansir dari CNBC, mengindikasikan cadangan minyak AS meningkat dua minggu berturut-turut, bertambah kira-kira 1.8 juta barel untuk pekan hingga 2 Oktober. Badan Informasi Energi AS (EIA) yang dijadwalkan memberikan laporan resminya hari Rabu, minggu lalu merilis kenaikan persediaan minyak AS kurang lebih 4 juta barel untuk pekan hingga 25 September.

Kontrak berjangka minyak AS WTI (West Texas Intermediate) naik 8 sen menjadi 46.34 Dolar AS per barel setelah meningkat 1.6 persen pada penutupan sesi sebelumnya. Sementara minyak Brent sebagai tolak ukur harga minyak internasional menguat 12 sen ke USD 49.37 sesudah mencatatkan kenaikan 2.3 persen kemarin. Harga minyak telah menguat signifikan kemarin setelah mendengar kabar terbaru dari Rusia dan laporan penurunan jumlah sumur minyak AS.

Rusia sebagai salah satu dari negara tiga besar produsen minyak dunia telah menyatakan tengah bersiap menemui negara anggota OPEC maupun non-OPEC untuk mendiskusikan mengenai pasar minyak jika dipanggil untuk ikut serta. Menteri Energi Rusia, Alexander Novak menyatakan bahwa pertemuan antara Rusia dan Saudi Arabia dijadwalkan pada akhir Oktober nanti. Sementara itu, Jumat akhir pekan lalu grup riset Baker Hughes melaporkan bahwa jumlah sumur minyak AS yang beroperasi berkurang 26 menjadi hanya tinggal 614.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE