Menu

Momentum Risk-On Melambat, Dolar AS Masih Melempem

A Muttaqiena

Sentimen pasar global masih cenderung risk-on berkat normalisasi ekonomi pasca-lockdown di berbagai negara, tetapi reli sejumlah mata uang versus USD mulai melambat.

Seputarforex - Indeks Dolar AS (DXY) mengambang sekitar level 97.80-an dalam perdagangan hari ini (2/Juni), dekat rekor terendahnya dalam lebih dari dua bulan terakhir. Sentimen pasar global masih cenderung risk-on berkat normalisasi ekonomi pasca-lockdown di berbagai negara, tetapi reli sejumlah mata uang high risk versus USD mulai melambat.

Saat berita ditulis pada awal sesi Eropa, AUD/USD bergerak flat setelah bank sentral Australia (RBA) memutuskan untuk tidak mengubah kebijakan moneter dalam rapat tadi pagi. NZD/USD melemah sekitar 0.3 persen ke kisaran 0.6272 dan EUR/USD terkoreksi sekitar 0.1 persen ke kisaran 1.1120-an. Sementara itu, GBP/USD menanjak sekitar 0.4 persen ke kisaran 1.2535 karena pemerintah Inggris mempercepat pelonggaran lockdown demi mencegah perlambatan ekonomi yang lebih parah.

Kekhawatiran pasar terhadap potensi eskalasi konflik AS-China sempat memudar pada awal pekan, tetapi kembali menggelora tadi malam. Narasumber anonim yang dikutip oleh Bloomberg dan Reuters mengatakan bahwa Beijing memerintahkan BUMN agar menghentikan impor kedelai dan daging babi dari AS. Perintah itu dikeluarkan sebagai pembalasan atas langkah Presiden AS Donald Trump mencabut status istimewa Hong Kong .

Narasumber terkait mengklaim China akan memblokir impor produk agrikultur AS lain jika Washington melakukan aksi balasan lanjutan. Dalam skenario terburuk, Beijing juga takkan ragu untuk membatalkan kesepakatan dagang fase pertama yang ditandatangani bersama AS pada Januari lalu.

Sementara itu, Amerika Serikat membara akibat demonstrasi anarkis di berbagai negara bagian. Demonstrasi massa merebak sejak pekan lalu menyusul pembunuhan George Floyd, seorang warga kulit hitam, oleh polisi kulit putih secara semena-mena. Demonstrasi berawal damai, tetapi kemudian berkembang menjadi perusakan fasilitas publik dan penjarahan fasilitas komersial yang ditanggapi dengan gas air mata serta peluru karet oleh pihak kepolisian.

Kemarin, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan menerjunkan ribuan tentara bersenjata untuk menghentikan gelombang demonstrasi. Pernyataan Trump disambut dingin oleh banyak pihak.

"Jika konsumen Amerika ragu untuk keluar dari lockdown COVID-19 mereka (karena) khawatir penyebaran babak dua, (maka) mereka kemungkinan tidak akan merasa lebih aman dengan Humvee militer menyusuri Pennsylvania Avenue," kata Stephen Innes, Kepala Strategi Pasar Global Axicorp.

Pelaku pasar sejauh ini memperkirakan gelombang demonstrasi anti-rasisme AS belum akan mempengaruhi outlook ekonomi. Dinamika sosial-politik memang sewajarnya memanas dalam tahun-tahun pemilu seperti saat ini. Akan tetapi, perkembangan dalam situasi tersebut akan terus dipantau untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE