Menu

Negosiasi AS-China Terkait Perang Dagang Tak Berbuah Kesepakatan

Pandawa

Pertemuan selama dua hari antara pejabat AS-China di Washington tidak menghasilkan terobosan yang berarti untuk mengakhiri perang dagang.

Para pejabat AS dan China telah mengakhiri pembicaraan selama dua hari terkait perang dagang pada hari Kamis (24/8) kemarin. Tak ada kesepakatan ataupun terobosan baru untuk menyelesaikan konflik dagang antar kedua negara dari negosiasi tersebut. Di sisi lain, kenaikan tarif impor sebesar $16 miliar tetap akan mulai diberlakukan terhadap barang barang China yang masuk ke pasar AS.

 

 

"Kami mengakhiri pembicaraan selama dua hari dengan rekan-rekan dari China, dan bertukar pandangan mengenai bagaimana cara mencapai keadilan, keseimbangan, serta timbal balik yang setara dalam hubungan ekonomi. Diskusi juga membahas cara mengatasi masalah struktural di China," kata Lindsay Walters, juru bicara Gedung Putih dalam pernyataan singkat melalui Email.

Gagalnya negosiasi AS-China yang berlangsung selama dua hari di Washington sesuai dengan komentar bernada pesimis dari Presiden Trump beberapa waktu yang lalu. Trump saat itu mengatakan bahwa dirinya tidak berharap banyak terhadap perundingan dengan perwakilan dari China pada pekan ini. Selain itu, pejabat senior Gedung Putih sebelumnya juga "meremehkan" peluang tercapainya kesepakatan dari hasil pertemuan, karena China belum menanggapi keluhan AS terkait dugaan pelanggaran kekayaan intelektual dan subsidi di sektor industri.

"Agar kami mendapatkan hasil positif, maka sangat penting bagi mereka (China) untuk segara menanggapi pernyataan-pernyataan yang telah kami ajukan sebelumnya. Kami belum melihat tindakan itu, sehingga kami akan terus mendorong mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut," kata pejabat Gedung Putih dalam sebuah konferensi pers.

 

Risiko Perang Dagang Kembali Berkobar

Negosiasi AS-China yang tidak mencapai kata sepakat telah meningkatkan kekhawatiran investor terkait dampak perang dagang. Sebelumnya, Kementerian Perdagangan China telah melakukan protes kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai rencana AS yang akan menaikkan tarif impor. Kini, baik AS maupun China telah mempertimbangkan untuk menaikkan tarif sebesar $50 miliar, sembari saling mengancam akan menaikkan tarif untuk barang barang yang lain.

Suara pejabat Pemerintahan Trump tampaknya telah terbagi dua di tengah konflik dagang dengan China. Namun Gedung Putih percaya bahwa AS akan memenangkan perang dagang, mengingat perekonomian China saat ini sedang melambat dan pasar sahamnya jatuh. Ekonom berpendapat bahwa perang dagang akan berdampak secara global, karena setiap kenaikan impor senilai $100 miliar akan mengurangi perdagangan global sebesar 0.5 persen.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE