Menu

New Zealand Patahkan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga

A Muttaqiena

Dolar New Zealand meroket nyaris 2 persen terhadap Dolar AS, setelah RBNZ menyampaikan pernyataan kebijakan terbarunya yang lebih hawkish dari ekspektasi.

Dolar New Zealand meroket nyaris 2 persen terhadap Dolar AS pada perdagangan hari Rabu ini (13/Februari), setelah bank sentralnya menyampaikan pernyataan yang menggugurkan ekspektasi pemangkasan suku bunga hingga tahun depan. Sebelumnya, pelaku pasar telah memperhitungkan pernyataan kebijakan yang lebih dovish , sehingga hal ini spontan mendorong Kiwi ke level lebih tinggi. Saat berita ditulis pada awal sesi Eropa, kurs NZD/USD masih mencatat kenaikan intraday sebesar 1.44 persen pada level 0.6832.

 

Suku Bunga Tetap Hingga Tahun 2020

Dalam rapat kebijakan kali ini, bank sentral New Zealand (Reserve Bank of New Zealand/RBNZ) memutuskan untuk memertahankan suku bunga tetap pada level 1.75 persen. Selain itu, Gubernur RBNZ Adrian Orr mengungkapkan bahwa ia memperkirakan suku bunga akan tetap pada level tersebut selama tahun 2019 dan hingga 2020. Menurutnya, lesunya inflasi membutuhkan kebijakan suku bunga rendah, tetapi tidak lantas meningkatkan perlunya pemangkasan suku bunga.

"Kami masih menilai outlook (suku bunga) sebagai seimbang," ujar Orr dalam konferensi pers pasca rapat. Lanjutnya, "Yang kami maksud adalah (suku bunga) ini kemungkinan tetap pada level ini untuk waktu lebih lama berdasarkan proyeksi kami, sebagian besar karena perlambatan aktivitas ekonomi global."

Beberapa waktu lalu, Orr sempat menggemparkan pasar dengan mengakui bahwa kebijakan bisa dilonggarkan lagi dan perubahan suku bunga berikutnya bisa naik maupun turun. Namun, ia agaknya enggan memberikan komitmen terbuka pada titik ini.

"RBNZ antara enggan atau tidak mampu memenuhi ekspektasi dovish," ujar Andrew Ticehurst, pakar suku bunga di Nomura Holdings Inc, Sydney, kepada Bloomberg. Ia menambahkan, "Walau pemangkasan suku bunga (RBNZ) tidak diekspektasikan (lagi), tetapi partisipan pasar menelaah pergerakan-pergerakan dovish oleh banyak bank sentral baru-baru ini."

Secara global, otoritas moneter berbagai negara telah bersikap makin hati-hati dalam menaikkan suku bunga. Pasalnya, muncul sinyal perlambatan ekonomi di tengah berbagai ketidakpastian seperti konflik dagang AS-China dan Brexit. Meski demikian, belum ada bank sentral yang menyatakan akan memangkas suku bunga dalam tahun ini secara eksplisit.

 

Dibebani Masalah Eksternal

Walaupun enggan melonggarkan kebijakan, Orr menyatakan, "Pertumbuhan (negara-negara) mitra dagang diekspektasikan termoderasi lebih lanjut pada 2019 dan harga komoditas global telah melemah, mengurangi angin segar yang (sebelumnya) telah dinikmati perekonomian New Zealand."

RBNZ juga merevisi turun ekspektasi inflasinya dari 1.9 persen menjadi 1.4 persen untuk tahun 2019. Indikator ini diperkirakan takkan mencapai target 2 persen yang dipatok oleh bank sentral, setidaknya hingga akhir tahun 2020.

Terlepas dari itu, ia masih mengharapkan perekonomian NZ akan tumbuh dalam tahun 2019 dengan dukungan suku bunga rendah dan membaiknya ketenagakerjaan.

"Ada risiko yang lebih baik dan lebih buruk dari outlook ini," ungkap Orr, "Perlambatan global yang lebih mencolok bisa membebani permintaan domestik, tetapi inflasi bisa meningkat lebih cepat jika perusahaan-perusahaan memindahkan peningkatan biaya (produksi) ke harga (barang dan jasa di tingkat konsumen) hingga jangka tertentu."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE