Menu

NFP AS Tumbang, Investor Berebut Sentimen

Kukuh Raharjo

NFP untuk bulan Agustus tercatat turun menjadi 173 ribu, jauh di bawah perkiraan. Namun dibagian lain muncul kegembiraan dengan turunnya tingkat pengangguran ke level 5.1 persen

Seru..mungkin inilah kata yang pas untuk meggambarkan reaksi pasar saat rilis hasil survei jumlah tenaga kerja di luar sektor pertanian (Nonfarm Payrolls) untuk bulan Agustus lalu. Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor ini hanya tertampung sebayak 173 ribu orang. Sementara itu, tingkat pengangguran tereduksi sekitar 5.1 persen dari pencapaian periode sebelumnya. Disisi yang lain, kenaikan tingkat upah rata-rata per jam akhirnya naik juga setelah ditunggu-tunggu sekian waktu menjadi 0.3 persen.


Bersiap dan Menunggu

Akhirnya data terpenting di bulan ini terlihat juga hasilnya. Daya serap tenaga kerja di sektor non pertanian tampil dengan hasil yang mengecewakan, tidak sesuai dengan ekspektasi kenaikan di level 215 ribu. Namun jika dikalkulasikan sejak terakhir The Fed melakukan pertemuan terjadwalnya, pasar tenaga kerja sebenarnya telah tumbuh sebanyak 418 ribuan, demikian seperti dikutip dari Wbponline.com.

Masih di sektor tenaga kerja pula, tercatat data lain yang menarik pula. Ternyata tingkat pengangguran juga mengalami penurunan dari 5.2 persen menjadi 5.1 persen, level terendah sejal April 2008 silam.

Kondisi di dalam negeri AS sendiri memang tercatat bervariasi. Seperti dilansir Bloomberg.com, GDP AS benar naik dan non-Manufacturing indeks yang di rilis ISM juga mencapai rekor tertinggi selama sepuluh tahun belakangan ini. Namun sisi manufakturnya ternyata tidak sebaik kedua sektor di awal tadi, bahkan indeks manufaktur terekam jatuh menjadi yang terendah semenjak Mei 2013.

Masih dari media yang sama, Ryan Sweet, ekonom dari Moody’s Analitics Inc., tetap berpegang pada sikap optimismenya. “Secara keseluruhan kondisi ini sangat baik. Malahan saya tidak melihat ada faktor kekacauan dari luar juga yang berpengaruh,” seperti itulah yang disampaikannya.

Tak cuma ekonom di luar pemerintahan saja yang melihat data-data yang muncul sampai dengan malam ini tetap dalam kerangka baik dan layak. Jeffrey Lacker, petinggi The Fed cabang Richmond pun juga antusias dengan momentum ini. “Inilah saatnya kita menyesuaikan kebijakan kita dengan perkembangan yang telah dicapai sampai saat ini. Memang kondisi tidak sesempurna yang kita bayangkan, namun tidak juga begitu buruk. Tetapi saya secara pribadi juga tidak menutup diri untuk opsi lain diluar yang saya sampaikan tadi,” demikian seperti disarikan dari Bloomberg.com

Senada namun tak sama, keberanian untuk menaikkan suku bunga acuan juga keluar dari petinggi The Fed lainnya Stanley Fischer. Dalam sebuah acara di Kansas beliau menggarisbawahi kondisi ini dengan situasi di luar AS. “Kita sebenarnya tidak perlu menunggu sampai inflasi mencapai target yang kita harapkan, karena sebenarnya dari dalam negeri kita sudah bisa melihat adanya perkembangan perekonomian yang cukup menjanjikan. Namun saya perlu untuk mengingatkan akan suatu hal di luar teritori kita yang patut diduga juga akan berimbas pada kita. Perhatikan perkembangan di Tiongkok,” begitu seperti diungkap pada media yang sama.


Greenback Kacau

Hari ini pasar dipusingkan dengan perilaku para investor yang sedang berperang berebut sentimen. Beberapa saat setelah rilis NFP mata uang-mata uang utama yang berpasangan dengan Greenback benar-benar terombang-ambing. Tarik-menarik terjadi begitu kuat. Hingga tak jelas pasar hendak bergerak kemana.

Yang mudah terpantau sepanjang hari ini sampai dengan berita ini diunggah adalah sikap Aussie, Kiwi dan Yen. AUD/USD anjlok ke level 0.6910. Ini menunjukkan Aussie tak mampu menahan tarikan Greenback hingga harus mau menagguk kerugian lebih dari 1.36 persen. Demikian juga dengan NZD/USD, pair yang satu ini juga terjungkal ke level 0.6270 atau rugi sekitar 1.81 persen. Sentimen yang aneh ternyata muncul dari USD/JPY. Tak disangka ternyata sang Samurai mampu menggulung Greenback sebanyak 0.83 persen dengan berada di angka 118.69. Sungguh diluar dugaan. Apakah ini berarti Yen berpotensi menjadi “safe heaven” bagi para investor di tengah gamangnya The Fed mengambil resiko?


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE