Menu

Normalisasi Ekonomi Selepas Lockdown, Output Industri China Pulih

Pandawa

Aktivitas Industri China secara perlahan mulai bergeliat. Namun, tren konsumsi diprediksi masih melemah karena dibayangi pandemi Corona.

Seputarforex - Pada hari Jumat (15/Mei), Biro Statistik China merilis data output industri yang mengalami kenaikan 3.9 persen secara tahunan di bulan April, lebih baik ketimbang forecast ekonom untuk kenaikan 1.5 persen. Dibandingkan periode sebelumnya, output indsutri bulan lalu meningkat dari level -1.1 persen. Kenaikan ini sejalan dengan dimulainya normalisasi ekonomi China pasca lockdown yang diberlakukan untuk membatasi penyebaran virus Corona.

Kenaikan produksi industri China bulan lalu menjadi kenaikan pertama sepanjang tahun ini. Pasalnya, sebelum dihantam oleh pandemi Corona, perekonomian China juga sudah dirundung oleh pelambatan yang dipicu oleh perang dagang dengan AS sejak 2018 silam.

 

Konsumsi Masih Lemah, Waspadai Kemerosotan Ekonomi Lebih Dalam

Selain output industri, Biro Statistik China juga merilis data Retail Sales. Meski lebih baik daripada kemerosotan sebesar 15.8 persen yang terjadi pada bulan Maret lalu, angka penjualan ritel bulan April turun sebesar 7.5 persen di bulan April, lebih buruk ketimbang forecast penurunan 7.0 persen.

Sepanjang kuartal pertama tahun ini, trend Penjualan Ritel belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan masih terjebak dari zona negatif. Hal ini semakin menegaskan bahwa konsumsi domestik belum pulih dari efek wabah Corona.

Secara terpisah, data Investasi Aset Tetap (Fixed Asset Investment) untuk periode Januari-April, yang juga dirilis pagi ini turun 10.3%, lebih buruk ketimbang ekspektasi penurunan 9.8 persen. Tingkat pengangguran juga mencerminkan sentimen negatif, mengalami peningkatan sebesar 0.1 persen dari periode sebelumnya menjadi 6.0 persen.

Rilis beberapa data ekonomi China yang cukup suram pagi ini seolah menjadi cerminan bahwa raksasa Asia belum mampu pulih sepenuhnya. Apabila trend konsumsi belum pulih dalam waktu dekat, maka tidak tetutup kemungkinan China akan terjerumus dalam resesi ekonomi pada kuartal kedua tahun ini.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE