Menu

Notulen RBA Beri Sinyal Rate Cut Lebih Lanjut

Pandawa

Notulen pertemuan RBA bulan Juli menunjukkan kesiapan untuk memangkas kembali suku bunga. Padahal, rate RBA saat ini sudah yang terendah sepanjang masa.

Notulen pertemuan Reserve Bank of Australia (RBA) bulan Juli yang dirilis pada hari Selasa ini (16/Juli), mengungkapkan bahwa Bank Sentral Australia masih membuka peluang melakukan Rate Cut lagi jika diperlukan, khususnya untuk menopang ketenagakerjaan, pertumbuhan upah, dan inflasi. Kecenderungan ini muncul bahkan setelah RBA menurunkan suku bunga 25 basis poin hingga menjadi 1.0 persen pada awal bulan Juli.

"Suku bunga yang lebih rendah akan mendorong kenaikan lapangan kerja dan membuka kesempatan untuk kembali menaikkan tingkat inflasi menuju target. Pembuat kebijakan akan memantau perkembangan pasar tenaga kerja secara seksama dan bersiap menyesuaikan kebijakan moneter jika diperlukan, untuk menopang pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan," ujar RBA dalam notulen pertemuan bulan Juli.

RBA juga ikut menyoroti perkembangan kondisi ekonomi global, terutama mengenai GDP China kuartal kedua yang semakin melemah hingga menyentuh rekor terendah sejak 1992. Di samping itu, dewan RBA mencatat sengketa perdagangan AS-China dan Jepang-Korsel yang berpotensi memperburuk outlook perekonomian global.

 

Penguatan AUD Berpotensi Hambat Inflasi

Perlu diketahui, Bank Sentral Australia sudah memangkas suku bunga sebanyak dua kali, masing masing 25 basis poin di sepanjang kuartal kedua tahun ini. Pembuat kebijakan RBA menilai jika suku bunga yang lebih rendah akan membantu melemahkan AUD, sehingga membuat produk impor menjadi mahal dan mendukung laju inflasi.

Namun yang terjadi saat ini adalah: Dolar Australia justru naik cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir, dari level terendah 5.5 bulan di 0.6829 ke kisaran 0.7037 saat ini. Bahkan, Dolar Australia sudah menguat sebanyak 1.7 persen terhadap Dolar AS dalam sepekan terakhir.

Kenaikan AUD/USD berpotensi menekan RBA untuk kembali memangkas suku bunga, agar bisa menekan laju kenaikan Dolar Australia. Hal ini terutama apabila tingkat inflasi dan pasar tenaga kerja tidak kunjung membaik dalam bulan-bulan mendatang.

 


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE