Menu

OPEC Tiba-Tiba Pangkas Output, Harga Minyak Melonjak

Pandawa

Harga minyak melonjak lebih dari 5 persen karena keputusan mengejutkan dari OPEC. Untuk menstabilkan pasar, organisasi tersebut mengumumkan pemangkasan minyak hingga 1.6 juta bph.

Seputarforex - Harga minyak dunia naik tajam pada perdagangan awal pekan (03/April) setelah OPEC+ memangkas produksi secara tidak terduga. Minyak Brent bergerak menguat 6.2 persen pada kisaran $84.19 per barel, sementara minyak WTI melonjak 6.3 persen hingga $80.45 per barel.

Organisasi Negara Produsen Minyak bersama mitra atau dikenal sebagai OPEC+ mengumumkan akan memangkas output sebesar 1.6 juta barel per hari (bph). Kabar ini mematahkan ekspektasi pasar yang memperkirakan OPEC akan mempertahankan kebijakan produksi pada pertemuan bulan ini.

Dengan pemangkasan 1.6 juta bph, maka secara keseluruhan OPEC telah mengurangi produksi sebanyak 3.66 juta bph. Ini merupakan kelanjutan dari pemangkasan 2 juta bph yang dilakukan pada Oktober tahun lalu. Sementara itu, Rusia secara terpisah juga mengutarakan akan memangkas output 0.5 juta bph dalam waktu dekat.

Menurut sejumlah analis, manuver yang dilakukan OPEC dipicu oleh kemerosotan harga minyak ke level terendah 15 bulan akibat keruntuhan beberapa bank AS dan Eropa. Krisis tersebut memang sempat menimbulkan keresahan terhadap risiko ekonomi dan penurunan permintaan minyak.

Dengan pemotongan output yang baru dilakukan, OPEC telah mendorong pergeseran outlook harga minyak untuk tahun ini. Bank investasi ternama asal AS, Goldman Sachs, baru-baru ini menaikkan perkiraan harga Brent menjadi $95 per barel untuk akhir 2023, naik $5 dari proyeksi sebelumnya.

 

AS Kritik Kebijakan OPEC

Secara terpisah, Presiden Biden mengatakan bahwa upaya OPEC yang melakukan pemotongan produksi tidak disarankan. Ia menegaskan AS justru akan terus berupaya menurunkan harga minyak untuk menekan inflasi yang masih cukup tinggi. Perlu diketahui, Gedung Putih telah melepas cadangan minyak strategis mereka sebanyak 100 juta barel sejak akhir 2022 untuk menjinakkan harga minyak. Pemerintah AS selama ini memang menuding lonjakan harga energi sebagai penyebab kenaikan inflasi.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE