Menu

Output Industri Dan Retail Sales China Melambat Signifikan

Pandawa

Perang dagang yang tidak kunjung usai telah berdampak buruk terhadap aktivitas industri dan penjualan ritel China, serta memukul sektor investasi di awal kuartal ketiga tahun 2019.

Pada hari Rabu (14/Agustus), Departemen Statistik China merilis data output industri periode Juli di level 4.8 persen. Data dalam basis tahunan itu melambat dari bulan sebelumnya sebesar 6.3 persen, dan menorehkan laju kenaikan paling lemah sejak Februari 2002. Laporan output Industri itu juga berada jauh di bawah konsensus ekonom yang memprediksi pencapaian di 6.0 persen.

Secara year to date (YDT), output industri China juga menunjukkan perlambatan ke level 5.8 persen. Kondisi ini semakin menegaskan bahwa dampak perang dagang dengan AS secara perlahan mulai memukul sektor pabrikan negeri Tirai Bambu di awal kuartal ketiga tahun ini.

 

Penjualan Ritel Melambat, Investasi Meredup

Dalam waktu bersamaan, Departemen Statistik China juga merilis data penjualan ritel bulan Juli yang naik 7.6 persen, jauh lebih rendah ketimbang data bulan sebelumnya yang mencatat gain 9.8 persen. Angka tersebut juga berada di bawah forecast ekonom yang memprediksi kenaikan ke 8.6 persen dari tahun sebelumnya.

Kondisi perlambatan juga terjadi pada Fixed Asset Investment yang hanya naik sebesar 5.7 persen di bulan Juli secara year-to-date (YDT). Kenaikan ini lebih rendah dari capaian bulan Juni yang tumbuh 5.8 persen, dan mengecewakan ekspektasi analis yang memperkirakan penguatan sebesar 5.8 persen. Pelemahan data investasi aset tetap di China sebagian besar dipicu oleh meredupnya investasi sektor swasta yang hanya tumbuh 5.4 persen dari periode Januari-Juli. Padahal, investasi swasta berkontribusi sebesar 60 persen dari total investasi di China.

 

Pemerintah China Tetap Optimis

Rilis serangkaian data fundamental China yang berada di bawah ekspektasi pagi ini tidak menyurutkan optimisme pemerintah China. Keyakinan ini tercermin dari pernyataan Biro Statistik China, yang mengatakan bahwa stimulus ekonomi yang dikucurkan oleh pemerintah secara masif akan memberikan efek secara bertahap.

Lebih jauh, China Stats Bureau mencatat bahwa sektor konsumsi masih memegang potensi terbesar terhadap performa ekonomi China. Lembaga tersebut juga yakin bahwa secara keseluruhan, pemerintah China mampu mempertahankan kesehatan ekonomi di masa mendatang, terlepas dari sengketa perdagangan dengan AS yang tak kunjung mencapai kesepakatan sejak tahun lalu.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE