Menu

Output Pabrik Jepang Merosot, Yen Tak Bereaksi

Pandawa

Kemerosotan output pabrik Jepang disebabkan oleh penurunan produksi mobil dan komponen otomotif di tengah kelangkaan bahan baku semi-konduktor untuk membuat chip.

Seputarforex - Pada hari Rabu (30/Juni), Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang merilis data Output Pabrik (Industrial Production) yang mencatat penurunan bulanan terburuk dalam setahun terakhir. Tidak tanggung-tanggung, data Industrial Production untuk bulan Mei merosot 5.9 persen dalam basis bulanan (MoM), jauh lebih buruk dari forecast penurunan 2.4 persen.

Sementara itu, data tahunan (YoY) masih tumbuh 22 persen di bulan Mei, naik dari pertumbuhan 15.8 pada periode sebelumnya. Sayangnya, data tahunan tidak bisa menjadi acuan karena lonjakan yang terjadi lebih disebabkan oleh penyesuaian statistik dari kemerosotan tajam tahun lalu (saat awal pandemi COVID-19).

Hal yang mendasari anjloknya Output Pabrik Jepang dalam basis bulanan adalah penurunan tajam pada produksi mobil dan komponen otomotif sebesar 19.4 persen. Masalah ini disebabkan oleh kelangkaan bahan baku semi-konduktor untuk membuat chip serta penurunan pembuatan mesin.

Meskipun demikian, pemerintah tetap mempertahankan outlook positif terhadap produksi pabrik Jepang di tahun ini. Sikap optimisme tersebut mengacu pada hasil survei produsen yang dilakukan oleh Kementerian terkait; rebound sebesar 9.1 persen diperkirakan terjadi pada bulan Juni, lalu diikuti oleh kenaikan 1.4 persen di bulan berikutnya.

 

USD/JPY Tidak Banyak Bergerak

Rilis data Output Pabrik Jepang pagi ini tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan mata uang Yen melawan Dolar. Pair USD/JPY masih bergerak dalam range terbatas dan kini diperdagangkan pada kisaran 110.50, melemah 0.01 persen dari level Open harian.

 

Belanja Konsumen Melambat, Pemerintah Jepang Tetap Optimis

Perekonomian Jepang diperkirakan tumbuh pada laju yang lebih lambat pada kuartal kedua karena terbebani oleh kemerosotan belanja konsumen yang terjadi pada bulan April dan Mei (saat Jepang memberlakukan pembatasan sosial). Lesunya pengeluaran konsumen Jepang tercermin dari rilis data Retail Sales bulanan yang masih negatif dalam beberapa bulan terakhir.

Terlepas dari kondisi perekonomian yang tertatih-tatih, Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura memperkirakan jika ekonomi akan kembali ke tingkat pra-COVID pada akhir tahun hingga kuartal pertama tahun depan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE