Menu

Pasar Forex Gugup Jelang Implementasi Bea Impor AS

N Sabila

Dolar AS cukup stabil walaupun pasar forex gugup menjelang implementasi bea impor AS terhadap barang-barang China.

Seputarforex.com - Pergerakan mata uang mayor terkatung-katung di Kamis (05/Jul) siang ini, menjelang disahkannya penerapan bea impor terhadap barang-barang China di Amerika Serikat besok. Selain itu, rilis notulen FOMC dan data Ketenegakerjaan di hari yang sama, juga menjadi pertimbangan para trader untuk mengambil posisi trading-nya.

 

 

Dolar AS Cukup Stabil

Dolar AS cukup stabil terhadap Euro yang mendapatkan penguatan di sesi perdagangan sebelumnya. Saat berita ini ditulis, EUR/USD diperdagangkan di angka 1.1685, naik dari angka 1.1654. Sedangkan terhadap Yen, Dolar diperdagangkan pada posisi 110.62, naik dari posisi 110.40.

Yuan yang kini turut menjadi perhatian pasar sehubungan dengan perang dagang antara AS dan China, tercatat stabil di posisi 6.6478 per dolar, masih cukup jauh dari level rendah 11 bulan di angka 6.7344 kemarin.

"Pasar mendapatkan 'pesan' dari PBoC dan China bahwa mereka tak menginginkan pelemahan Yuan secara drastis di offshore setelah mencapai level 6.7," kata Shinchiro Kadota, analis forex di Barclays, Tokyo. "Otoritas China sudah menjelaskan bahwa mereka tak ingin menggunakan lemahnya Yuan sebagai kebijakan perdagangan forex ... Jika mereka ingin menarget lemahnya Yuan, maka itu akan menjadi masalah, seperti pengalaman capital outflows yang terjadi pada tahun 2015," sambungnya.

 

Jelang Perang Dagang China Vs AS

Walau demikian, pasar tak bisa melenyapkan begitu saja kegugupan mereka akan perang dagang Tiongkok kontra Amerika Serikat. Besok, Washington akan resmi mengumplementasikan bea impor terhadap barang-barang China senilai $34 miliar, dan Beijing sudah bersumpah akan membalasnya dengan kebijakan yang sama.

Tak seperti AS, China memang belum menetapkan tanggal pasti untuk penerapan tarif impor kepada AS, tetapi yang jelas, Menteri Keuangan China kemarin telah menyatakan bahwa dunia bisa melihat sendiri siapa yang mengobarkan "api" perang terlebih dahulu.


"China tidak akan memulai jika tidak diganggu. China tidak akan menjadi yang pertama memulai penerapan bea impor ataupun pajak terhadap barang-barang suatu negara jika tidak didahului," kata Menkeu China seperti dikutip oleh Reuters.



Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE