Menu

Pasar Nantikan Detail Kesepakatan Dagang AS-China Fase Satu

Pandawa

Setelah euforia atas kabar kesepakatan dagang fase satu, pelaku pasar masih berhati-hati karena kedua belah pihak masih belum menjabarkan rincian perjanjian.

Pada sesi perdagangan Asia hari Senin (16/Desember), sebagian besar pair mayor bergerak dalam rentang terbatas karena masih minimnya kejelasan mengenai detail kesepakatan dagang AS-China fase satu. Di samping itu, pelaku pasar juga enggan bertaruh terlalu jauh ketika libur Natal dan Tahun Baru sudah semakin dekat.

Pada minggu lalu, baik AS maupun China sepakat untuk mencapai kesepakatan dagang fase satu. AS bersedia membatalkan kenaikan tarif 15 Desember dan memangkas setengah dari total tarif impor barang China, sementara Beijing menyatakan kesediaannya membeli produk pertanian AS dalam jumlah besar.

Lebih lanjut, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan bahwa kesepakatan dagang parsial ini akan membuka jalan bagi peningkatan ekspor AS ke China hampir dua kali lipat dalam 2 tahun ke depan. Meskipun rencana tersebut masih perlu revisi saat penyusunan teks perjanjian nanti, Lighthizer mengakui jika tanggal untuk meneken kesepakatan fase satu secara resmi akan segera ditentukan.

Hal inilah yang mendorong kenaikan tajam mata uang komoditas seperti AUD dan NZD. Pair AUD/USD bahkan meroket hingga menyentuh 0.6938 yang merupakan level tertinggi sejak Juli 2019. Euro dan Sterling juga sempat menanjak, tapi kedua mata uang tersebut saat ini sudah mengalami koreksi akibat aksi profit-taking investor.

 

Rincian Kesepakatan Masih Simpang Siur

Sayangnya, euforia pelaku pasar seolah terhenti pada awal pekan ini, karena kesepakatan dagang parsial antara AS dan China baru sebatas pada ucapan petinggi kedua negara saja. Pasar masih menanti informasi lebih lanjut mengenai rincian deal dagang fase pertama ini.

"Kami sedikit kecewa karena kabar kesepakatan dagang fase satu AS-China minggu lalu sangat minim informasi... (Namun) kabar baiknya, setidaknya saat ini kita memiliki kepastian lebih atas prospek damai dagang. Hanya saja, pasar membutuhkan semacam jaminan," kata Rodrigo Catril, ahli strategi senior FX di National Australia Bank.

Pendapat lain bernada minor diutarakan oleh Takafumi Yamawaki dari JPMorgan Securities di Tokyo. Ia mengungkapkan bahwa, "Kami melihat masih banyak perbedaan antara AS dan China dalam perjanjian dagang. AS berulang kali berbicara tentang volume produk pertanian yang akan diekspor, sementara China tetap bungkam."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE