Menu

PCE AS Memenuhi Harapan, Dolar AS Masih Menunggu

Kukuh Raharjo

Inflasi versi departemen perdagangan AS (PCE) bulan Agutus ini memenuhi harapan menjadi 1.3 persen dalam rata-rata tahunan. Namun pencapaian ini ternyata tak begitu banyak mendongkrak performa Greenback hari ini.

Malam ini pencapaian inflasi Amerika Serikat pada bulan Agustus kembali terekam sedikit mencuat ke angka 1.3 persen. Di periode sebelumnya, inflasi tahunan tercatat sudah naik ke 1.2 persen. Sebagai sumber acuan favorit The Fed, survei inflasi PCE kali ini ternyata belum juga dapat memenuhi target di sekitaran 2 persen.


Mulai Muncul Sentimen

Dibandingkan dengan survei CPI yang dilakukan oleh departemen tenaga kerja beberapa waktu yang lalu, hasil PCE malam ini menunjukkan performa inflasi yang jauh lebih baik. Dalam hitungan tahunan, inflasi tercatat dalam CPI hanya 0.2 persen sedangkan pencapaian di PCE sudah 1.3 persen. Walaupun jika didalami lebih lanjut, inflasi versi PCE ini pun masih jauh dari hitungan diatas kertas dari The Fed sendiri. The Fed seperti sudah sering dilontarkan oleh para petingginya dalam berbagai keempatan terpisah, menganggap level 2 persen di dalam PCE adalah semacam angka sakral yang harus dipatuhi .

Kebetulan, malam ini survei inflasi dibarengi dengan wawancara petinggi The Fed wilayah New York, William Dudley dengan salah satu media ternama. Beliau mengungkapkan banyak faktor terkini yang berkaitan dengan perekonomian AS. Salah satunya tentang rencana merubah tingkat suku bunga acuan naik melebihi tingkat yang berlaku saat ini. “Kondisi dalam negeri memang dirasa cukup baik. Dari sektor tenaga kerja semakain menunjukkan antusiame penyerapan pasokan angkatan kerja. Namun walaupun sudah optimis, kita tidak dapat begitu aja mengesampingkan fakta yang ada sekarang. Terutama yang berkaitan dengan kondisi pasar luar negeri terutama Tiongkok. Dan lagi dari faktor penguatan mata uang kita sendiiri masih terus menjadi kendala. Saya menyakini pasar dalam negeri kita sudah membaik. Tapi terus terang saya merasa belum stabil. Kita masih mengalami perlambatan dengan kebijakan moneter yang sekarang.” demikian dikutip oleh Forexlive.com.

Nah..bagaimana ini? Namun bagi Janet Yellen yang mengepalai seluruh perwakilan The Fed, faktor belum bergeraknya inflasi sesuai perkiraan dan penguatan dolar AS itu hanya hal sementara aja. Membaiknya iklim bisnis di dalam negeri akan nanti dengan sendirinya menghapus faktor-faktor penghalang itu. Sekilas di lansir Wbponline.com, beliau sepertinya mulai tumbuh kepercayaan diri dan tak banyak msengkhawatirkan kedua faktor terebut. Waa..bakal semakin menarik nih. Apakah nanti pada saat pertemuan FOMC di bulan Oktober akan terjadi banyak kejutan? Atau jutru sesuatu yang mengejutkan tak harus muncul saat momentum pertemuan tersebut?


Greenback Masih Melempem

Hari ini harusnya menjadi milik dolar AS. Tak ada sentimen yang mencolok dari luar negeri Paman Sam itu. Tapi apa daya, ternyata Greenback pun hari ini masih enggan untuk memperlihatkan tajinya. Malahan terhadap Euro, Greenback tampak keteteran. Dibuka pada level 1.1193, dolar AS sempat menguat ke 1.1148. Namun beriringnya hari, dolar AS harus mau terkerek ke level 1.1240. Berarti Greenback sudah loyo sebesar 0.45 persenan sampai dengan berita ini diunggah.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE