Menu

Pembicaraan Nuklir Iran Tersendat, Harga Minyak Meroket

Pandawa

Prospek pembicaraan nuklir Iran semakin tidak pasti setelah Presiden terpilih Iran mengatakan bahwa dirinya tidak ingin bertemu Biden. Harga minyak menguat karena isu ini.

Seputarforex - Harga minyak mentah menguat setelah muncul ketidakpastian dalam pembicaraan nuklir Iran. Saat berita ini ditulis pada sesi perdagangan Selasa (22/Juni), minyak Brent melonjak berada di kisaran $75.21 per barel, sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) diperdagangkan di kisaran $73.55 per barel. Keduanya dibuka menguat setelah kemarin melonjak hingga lebih dari 2 persen.

Pembicaraan nuklir Iran yang terhenti semenjak bergulirnya pemilu di Iran pada 18 Juni kian menghidupkan ketidakpastian investor terkait masa depan pasokan minyak Iran. Kesepakatan antara Iran dengan AS dan sekutu pun semakin meredup. Jika sanksi terhadap Iran terus berlanjut, pasokan minyak global bisa semakin menipis karena tak mendapat suntikan dari Iran.

"Terpilihnya seorang ulama garis keras sebagai Presiden baru Iran semakin membebani pasar karena sanksi tampaknya tidak akan mungkin di cabut," kata Bob Yawger, direktur Energi Berjangka Mizuho Securities di New York.

Analis cenderung skeptis karena Presiden terpilih Iran, Ebrahim Raisi, secara tegas menolak pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden sekalipun Washington bersedia menghapus semua sanksi. Padahal, ia mendukung pembicaraan antara Iran dan enam negara untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.

Sikap permusuhan yang diambil oleh Presiden terpilih Iran diperkirakan akan meningkatkan ketegangan geopolitik dan meredupkan prospek tercapainya kesepakatan program nuklir. Prospek harga minyak mentah kemungkinan akan terus melonjak. Bahkan, Bank of America baru baru ini mengatakan jika harga minyak Brent rata-rata tahun ini berada di level $68 per barrel dan berpotensi menyentuh angka $100 per barel tahun depan.

Disamping konflik geopolitik, harga minyak juga ditunjang oleh optimisme vaksinasi global yang akan meningkatkan permintaan seiring dengan semakin pulihnya aktivitas ekonomi di banyak negara. Secara khusus, lonjakan di awal pekan ini juga didukung oleh aksi profit-taking investor terhadap Dolar AS.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE