Menu

Pengangguran Australia Meningkat, AUD/USD Nelangsa

A Muttaqiena

Tingkat pengangguran Australia tercatat meningkat dari 3.5 persen menjadi 3.7 persen pada bulan Juli 2023. Akibatnya, AUDUSD jatuh.

Seputarforex - Kurs Dolar Australia ambles pada perdagangan sesi Asia hari Kamis (17/Agustus) hingga mencapai level terendah dalam sembilan bulan terakhir. Beragam faktor menekan Aussie, termasuk lesunya ekonomi China dan buruknya data pengangguran Australia. Saat berita ditulis pada awal sesi Eropa, AUD/USD berupaya naik tapi masih tertindih pada ambang 0.6400.

Tingkat pengangguran Australia tercatat meningkat dari 3.5% menjadi 3.7% pada bulan Juli 2023, padahal konsensus hanya mengantisipasi kenaikan sampai 3.6%. Rincian lain dalam data tenaga kerja Australia kali ini juga suram.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja melemah dari 66.8% menjadi 66.7%. Perekonomian Australia juga kehilangan 14.6k pekerjaan pada periode Juli, padahal konsensus sebelumnya mengharapkan penambahan pekerjaan sebanyak 15.0k.

Data-data ini menandakan kemunduran dalam pasar tenaga kerja Australia secara jelas dan tanpa titik terang sama sekali. Alhasil, pasar semakin yakin Bank Sentral Australia (RBA) tidak akan menaikkan suku bunga lagi dalam waktu dekat.

"Keretakan akhirnya muncul dalam data ketenagakerjaan (Australia), dan itu akan menjernihkan keraguan mengenai apakah RBA sudah selesai menaikkan (suku bunga)," kata Matt Simpson, analis pasar senior di City Index, "Menurut saya mereka selesai (menaikkan suku bunga) pada tingkat 4.1% sekarang, dengan data yang terus-menerus lemah dari China dan pelonggaran dari PBoC mendukung (pendapat bahwa) suku bunga (Australia) sudah mencapai puncak."

Keputusan PBoC untuk memangkas suku bunganya pada awal pekan ini telah menggerogoti minat beli pasar terhadap aset-aset high risk seperti dolar Australia. Pasar juga masih mengkhawatirkan risiko dampak domino dari masalah keuangan yang melanda raksasa real estate China, Country Garden.

Country Garden kesulitan untuk menunaikan kewajiban-kewajiban keuangannya, karena penjualan yang merosot dan akses pendanaan yang makin ketat. Perumahan yang dibangunnya untuk meramaikan kota-kota kecil China tak laku lagi seusai pandemi, sehingga perusahaan merugi 6,1 miliar yuan pada tahun 2022 dan terpaksa mengurangi aktivitasnya pada kawasan-kawasan tersebut. Padahal, sektor real estate berkontribusi besar bagi pendapatan kota-kota kecil China melalui pajak properti dan penjualan tanah.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE