Menu

Pengangguran Inggris Stagnan, GBP/USD Pertahankan Level Tinggi

A Muttaqiena

GBP/USD didukung oleh depresiasi dolar AS serta data ketenagakerjaan Inggris yang lebih baik daripada ekspektasi. Tapi outlook ke depan justru riskan.

Seputarforex - Poundsterling bertahan pada kisaran 1.3090-an versus dolar AS dalam perdagangan sesi Eropa hari ini (11/Agustus). GBP/USD didukung oleh depresiasi dolar AS serta data ketenagakerjaan Inggris yang menunjukkan kondisi lebih baik daripada ekspektasi. Akan tetapi, para pakar menilai pengangguran berpotensi melonjak dalam beberapa bulan ke depan setelah berakhirnya dukungan skema tunjangan cuti pemerintah.

Grafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

UK Office for National Statistics (ONS) melaporkan tingkat pengangguran tetap berada pada level 3.9 persen pada bulan Juni 2020, lebih baik ketimbang ekspektasi kenaikan ke 4.2 persen. Sebanyak 220k orang kehilangan pekerjaan dalam periode tiga bulan yang berakhir pada Juni, lebih sedikit ketimbang prakiraan awal yang sebanyak 234k.

Data ketenagakerjaan Inggris ini sepintas bagus. Namun, ada beberapa masalah yang membayanginya. Pertama, kemerosotan employment hingga 220k merupakan angka terburuk dalam lebih dari satu dekade terakhir. Kedua, para pakar berpendapat tingkat pengangguran stagnan karena banyak perusahaan memilih untuk merumahkan karyawannya berkat insentif dari skema tunjangan cuti yang diberikan oleh pemerintah. Padahal, anggaran bagi skema itu akan berakhir pada bulan Oktober mendatang.

Ruth Gregory, ekonom senior dari Capital Economics, mengatakan kepada BBC bahwa data ketenagakerjaan ini adalah "ketenangan sebelum badai" jelang berakhirnya skema tunjangan cuti pemerintah. Katanya, "Keretakan yang terlihat dalam data pasar tenaga kerja terkini kemungkinan akan segera berubah menjadi jurang, dengan tingkat pengangguran melonjak dari 3.9 persen ke sekitar 7 persen per pertengahan 2021."

"Salah satu keputusan penting bagi GBP adalah apakah Menkeu akan memperpanjang skema cuti yang saat ini akan berakhir pada Oktober," kata Paul Meggyesi, pakar strategi forex dari JPMorgan, "Selagi pemerintah menghadapi tekanan politik yang lebih besar untuk memperpanjangnya, realita fiskal bisa jadi menghalangi mereka (karena defisit anggaran sudah terlalu besar -red), sehingga membuat GBP terancam oleh kenaikan pengangguran yang membayangi prospek pemulihan dibanding banyak negara Eropa lain yang memiliki skema serupa hingga akhir tahun atau sampai 2021."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE