Menu

Pengeluaran Konsumen AS Mei Nyaris Stagnan, Trend Inflasi Mereda

Pandawa

Pengeluaran Konsumen AS yang tumbuh tipis di bulan Mei dan Inflasi PCE tumbuh sesuai ekspektasi, menunjukan ekspansi ekonomi bersifat lambat namun stabil.

The Commerce Departement pada hari Jumat (30/6) merilis data Pengeluaran Konsumen AS yang tumbuh tipis di bulan Mei dan Inflasi PCE tumbuh sesuai ekspektasi. Ini menunjukkan ekspansi ekonomi bersifat lambat namun stabil, berpotensi mendorong Bank Sentral melakukan Rate Hike di akhir tahun 2017 mendatang.

Consumer Spending, yang menyumbang dua per tiga aktivitas ekonomi AS, hanya tumbuh 0.1 persen bulan lalu. Inflasi Inti, yang tidak memperhitungkan sektor makanan dan energi, naik 1.4 persen dalam basis tahunan setelah gain 1.5 persen pada periode April.

Beberapa pembuat kebijakan Fed sebelumnya merasa khawatir bila Inflasi turun menjauhi target 2 persen. Pimpinan Fed, Janet Yellen, pun mengatakan di awal bulan ini bahwa Inflasi kemungkinan akan lancar dalam beberapa bulan mendatang karena faktor penghambat trend inflasi bersifat sementara.

Pengeluaran Konsumen merupakan salah satu Indikator utama guna memprediksi pertumbuhan GDP dan tingkat Inflasi. Pasalnya, bila Belanja Konsumen meningkat, maka hal itu akan mendorong prospek pertumbuhan Inflasi lebih cepat serta pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Meski terkesan melambat, namun pertumbuhan Consumer Spending yang cukup mengecewakan pada bulan Mei disokong oleh kenaikan 0.4 persen pada periode sebelumnya, menunjukkan ekonomi tumbuh dalam jalur yang cepat selama kuartal kedua 2017.

Inflasi PCE turun 0.1 persen di bulan Mei, disebabkan oleh menurunnya harga barang konsumen dan energi. Sedangkan Core PCE mencatatkan kenaikan 0.1 persen, sesuai ekspektasi, dan untuk periode April direvisi turun dari 0.2 persen menjadi 0.1 persen.

 

Catat Performa Kuartal Terburuk, Dollar AS Berusaha Menguat

Setelah melemah tajam dalam beberapa hari terakhir, Greenback terlihat berupaya menguat sepanjang sesi perdagangan akhir pekan ini. Pair EUR/USD melemah 0.3 persen di awal sesi Eropa tadi sore, namun Dollar AS tetap mencatatkan pelemahan kuartal paling buruk dalam kurun 7 tahun terakhir. Sepanjang tahun berjalan, kurs Dollar melemah 8 persen. Bahkan pekan ini Dollar AS melemah 2 persen verus Euro.

Greenback juga melemah terhadap Sterling, Franc Swiss dan Loonie dalam beberapa pekan terakhir. Dibantu oleh kenaikan harga minyak, Dollar Kanada kembali menguat terhadap Greenback. Penguatan Loonie juga disebabkan oleh meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga BoC dengan probabilitas mencapai 70 persen bagi Bank Sentral Kanada tersebut untuk menaikan suku bunga pada tanggal 12 Juli mendatang.


Kesulitan Akses Seputarforex?
Buka melalui
https://bit.ly/seputarforex

Atau akses dengan cara:
PC | Smartphone

WASPADAI PENIPUAN
Mengatasnamakan Seputarforex!

Baca Selengkapnya Di Sini
×
  • Pasang Ekstensi VPN Di Browser
    • Search kata kunci "vpn" atau "proxy" di Mozilla AddOns atau Chrome Webstore.
    • Setelah menemukan salah satu vpn (contoh: browsec), klik "pasang" atau "tambahkan".
    • Aktifkan ekstensi.
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex
×

Cara Utama:
Unduh Aplikasi Seputarforex di Playstore.

Cara Alternatif:
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex

“Kemungkinan BoC Rate Hike telah meningkat dalam beberapa hari ini dan hal itu menjadi pendorong utama bagi Loonie” ucap Analis LMAX Exchange, Joel Kruger.

Sterling telah menembus 1.30 terhadap Dollar AS pekan ini, sementara probabilitas kenaikan suku bunga FED bulan Desember mencapai 70 persen. Perlu diketahui, Sterling telah menguat 3.17 persen dalam kurun dua pekan terakhir. Pelemahan Greenback juga terjadi versus Aussie dan Kiwi.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE