Menu

Penguatan Minyak Tertahan Pernyataan Saudi

M Septian

Pagi ini (11/09), kenaikan harga minyak tertahan setelah eksportir minyak utama, Saudi Arabia, memandang tak perlu melakukan pertemuan kepala negara produsen minyak untuk mendongkrak harga.

Pagi ini (11/09), kenaikan harga minyak tertahan setelah eksportir minyak utama, Saudi Arabia, memandang tak perlu melakukan pertemuan kepala negara produsen minyak untuk mendongkrak harga. Hal ini sedikit mengimbangi rally kuat semalam pada saat permintaan gasoline meningkat.

Minyak Brent sebagai tolok ukur harga minyak dunia, turun tipis ke 48.69 Dolar AS per barel setelah semalam tadi naik 2.8 persen hingga USD 48.89. Kontrak berjangka WTI pengiriman Oktober juga terkikis 29 sen menuju USD 45.63 per barel, sesudah menguat tajam empat persen menjadi USD 45.92 tadi malam.

Semalaman tadi, harga minyak meningkat tajam setelah EIA menunjukkan data permintaan gasoline selama empat pekan terakhir melonjak 4 persen. Cadangan minyak Amerika Serikat juga bertambah 2.6 juta barel menjadi 458 juta barel minggu lalu, lebih besar dibanding dengan perkiraan analis Reuters akan peningkatan 933,000 barel. Sedangkan stok minyak bumi di Cushing, Oklahoma sebagai pusat pengiriman minyak berkurang 897 ribu barel ke 56.41 juta barel.

Cadangan minyak negeri Paman Sam masih bertahan pada level tertinggi sejak 80 tahun terakhir. Persediaan gasoline bertambah 0.4 persen, persediaan bahan bakar hasil penyulingan juga naik satu persen selama seminggu yang lalu. Produksi minyak AS terus menurun hingga 83 ribu barel ke 9.135 juta barel per hari. Laporan cadangan minyak EIA mundur satu hari akibat libur memperingati Hari Buruh Senin lalu.


Kerjasama Pemangkasan Produksi Minyak Terancam Gagal

Pemerintah Saudi mempercayai bahwa pertemuan para produsen minyak akan gagal membuat aksi nyata untuk membendung jatuhnya harga minyak. Komentar tersebut dilontarkan setelah pertemuan para menteri minyak Teluk Arab dengan Emir Qatar di Doha, dimana proposal Venezuela untuk pertemuan OPEC dan non-OPEC dibahas. Sebelumnya Igor Sechin, kepala eksekutif Rostnef telah menyatakan Rusia tidak akan bekerja sama dengan OPEC dalam rangka mengurangi produksi minyaknya.

Menteri Energi Rusia berharap pemangkasan produksi minyak shale global, yang telah terpukul rendahnya harga minyak akan membantu menstabilkan rapuhnya pasar minyak. Namun Alexander Novak juga menegaskan bahwa Rusia sebagai salah satu produsen utama minyak dunia, tidak akan mengurangi produksi dalam negerinya karena hanya akan mengakibatkan pemulihan harga jangka pendek dengan resiko kemerosotan harga lebih lanjut.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE