Menu

Peningkatan Jumlah Rigs Di AS Tekan Harga Minyak

A Muttaqiena

Harga minyak mentah masih terus melandai pada perdagangan sesi Asia hari Senin ini (11/7) hingga memasuki sesi Eropa, tetap pada posisi terlemah dalam dua bulan.

Harga minyak mentah masih terus melandai pada perdagangan sesi Asia hari Senin ini (11/7) hingga memasuki sesi Eropa, tetap pada posisi terlemah dalam dua bulan. Lemahnya konsumsi minyak dan peningkatan jumlah sumur pengeboran (Oil Rigs) di Amerika Serikat disinyalir membuat investor bersikap lebih hati-hati menghadapi komoditas minyak.

Saat berita ini diturunkan, Brent terpantau tertekan di kisaran $46.35, sedangkan WTI $44.86 per barel. Pada hari Jumat, harga sempat tertopang oleh data ketenagakerjaan AS yang positif dan kabar adanya serangan baru militan di fasilitas perminyakan Nigeria.

Pada hari Minggu, Menteri Energi Arab Saudi, Khalid Al-Falih, menegaskan kembali pernyataan sebelumnya bahwa pasar minyak telah menjadi lebih stabil. Akan tetapi, komentar tersebut nampaknya tak digubris pasar.

Sebaliknya, kekhawatiran terkait surplus berkembang lagi, karena data Baker Hughes menunjukkan bahwa jumlah sumur minyak di Amerika Serikat bertambah sebanyak 10 menjadi total 351 rigs aktif. Ini merupakan kenaikan ketiga berturut-turut, yang mana menggarisbawahi kemungkinan akan kembali meluapnya surplus pasokan di pasar minyak.

Apalagi, data inventori minyak mentah AS menurut Energy Information Administration (EIA) pekan lalu mengalami penurunan lebih rendah dari ekspektasi. Angka aktual hanya -0.917 juta barel, padahal diharapkan -1.671 juta barel (sebelumnya -0.933 juta). EIA pun menilai angka inventori tersebut sebagai "tinggi secara historis untuk periode seperti sekarang".

Laporan Commitment of Traders (COT) dari Commodity Futures Trading Commission (CFTC) yang merekam posisi trading pelaku pasar di bursa AS secara pekanan, Jumat lalu menunjukkan terjadinya penurunan posisi bullish pada minyak. Dalam waktu sepekan yang berakhir tanggal 5 Juli, posisi long netto minyak tercatat 299.7k, padahal sebelumnya mencapai 304.2k.

Dalam pekan ini, para pelaku pasar akan berfokus pada data inventori API hari Selasa dan inventori EIA hari Rabu. Selain itu, dinantikan juga rilisan laporan bulanan tentang tingkat supply dan demand global dari OPEC dan International Energy Agency yang waktu publikasinya masih tentatif.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE