Menu

Penjualan Ritel AS Seret, Momok Resesi Bangkitkan Dolar

A Muttaqiena

Pertumbuhan penjualan ritel AS anjlok dari 5.88 persen ke 2.94 persen, menorehkan kinerja terburuk sejak 2020.

Seputarforex - Data penjualan ritel AS yang dirilis malam ini (14/April) terbilang sangat mengecewakan, tetapi indeks dolar AS malah rebound sekitar 0.5% ke kisaran 101.50-an. Situasi ini terjadi karena momok resesi membuat para investor beramai-ramai melepas aset high risk dan beralih ke dolar AS.

Grafik DXY Daily via TradingView

Penjualan ritel AS tercatat ambles sampai -1.0% (month-over-month) pada bulan Maret 2023. Data ini menandakan penurunan lebih lanjut dari -0.2% pada periode Februari, sekaligus menunjukkan situasi yang lebih buruk daripada estimasi konsensus yang sebesar -0.4%.

Pertumbuhan penjualan ritel tahunan turut anjlok dari +5.88% ke +2.94%, menorehkan kinerja terburuk sejak 2020. Hal ini sontak meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap risiko resesi di negeri Paman Sam, sehingga bursa saham AS tumbang. Pelaku pasar mencairkan aset-aset berisikonya, mendorong kenaikan permintaan terhadap greenback.

"Meskipun data (penjualan ritel AS kali ini) memperburuk sentimen dalam dolar, greenback dapat memperoleh dorongan safe haven jika angka-angkanya membebani minat risiko (pasar) dan mendorong kekhawatiran yang lebih luas tentang pertumbuhan global," kata Joe Manimbo, Analis Pasar Senior di Convera.

Dinamika dolar AS saat berita ini ditulis mencerminkan situasi tersebut. Beberapa mata uang mayor berisiko tertinggi --Kiwi, Aussie, dan Sterling--- merosot paling tajam menyusul perilisan data penjualan ritel AS. Sedangkan EUR/USD mengalami pelemahan dalam skala yang lebih moderat, mengingat euro masih tersokong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga ECB .

Calvin Tse, Kepala Strategi Makro Amerika di BNP Paribas Securities Corp, berpendapat USD hanya akan memperoleh sokongan terbatas dari aksi risk-off. Ia mengungkapkan bahwa USD telah mundur sejak Maret seiring dengan makin banyaknya data yang menunjukkan perlambatan ekonomi AS, sehingga yield riil menurun dan kurva yield makin curam. Situasi ini, ditambah dengan yield yang positif di luar AS, dapat mengakibatkan penurunan USD dalam jangka panjang.

Tse secara spesifik menilai sikap hawkish ECB akan mendorong repatriasi dana para investor Eropa dan Jepang yang ditaruh dalam aset-aset AS selama lebih dari separuh dekade. Ia memungkasi, "Secara keseluruhan, ini mendukung tesis lama kami bahwa kita berada di awal penurunan USD secara struktural multi-tahun."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE