Menu

Perang Lawan Virus Corona Masih Sengit, Dolar AS Menguat

A Muttaqiena

Dolar AS diminati pasar karena akumulasi kecemasan terhadap dampak dari virus Corona kembali melonjak di berbagai negara maju.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) meroket lebih dari 0.5 persen ke tertinggi sepekan pada kisaran 93.90 dalam perdagangan hari ini (16/Oktober). Sejumlah negara Eropa dan beberapa wilayah di AS menghadapi kenaikan kasus COVID-19 yang semakin mencemaskan, sementara riset vaksin tersandung beragam ganjalan . Akumulasi kecemasan pasar terhadap dampak dari virus Corona ini mendorong investor beralih ke aset-aset safe haven seperti Greenback.

Dolar AS unggul terhadap sebagian mata uang mayor. Euro dan pound berupaya menggeliat, tapi masih tertekan dekat rekor terendah kemarin. Sedangkan USD/JPY terkoreksi sekitar 0.2 persen ke kisaran 105.20-an.

Benua Eropa menggencarkan upaya membendung COVID-19. Inggris mulai merintis lockdown lokal berdasarkan tiga tingkat: medium, tinggi, dan sangat tinggi. Bisnis, lembaga pendidikan, dan rumah ibadah pada wilayah bertingkat medium tetap boleh buka dengan mengikuti aturan jarak fisik dan jam malam tertentu. Namun, aturan lebih ketat berlaku bagi tingkat di atasnya.

Madrid sudah lebih dulu menerapkan lockdown lebih ketat. Sementara itu, pemerintah Prancis mulai memberlakukan jam malam mulai pukul 9.00 di Paris dan delapan kota lain. Keputusan terpaksa diambil oleh masing-masing wilayah demi menanggulangi eskalasi COVID-19, meski konsekuensi ekonomi kelak diperkirakan akan sangat buruk.

"Pasar mengkhawatirkan perlambatan aktivitas karena kenaikan kasus virus baru," ujar Susan Kilsby dan David Croy, analis dari ANZ Bank, dalam catatan yang dikutip oleh Reuters, "Kemerosotan terbukti di mana-mana lintas Eropa, menjadi pukulan besar bagi momentum pemulihan dan memperkuat risiko deflasioner."

Berkomentar tentang peraturan baru di Inggris, Thomas Pugh dari Capital Economics mengungkapkan, "Sebuah lockdown 'circuit breaker' di mana kebanyakan pub dan restoran ditutup lintas negeri (Inggris) akan melemparkan pemulihan ekonomi ke jalur kebalikannya dan artinya, tergantung pada seberapa ketat dan seberapa lama pembatasan (diberlakukan), bisa jadi GDP (baru dapat) meraih kembali tingkat pra-krisis jauh pada 2023."

Wilayah Midwest Amerika Serikat juga tengah bergumul dengan lonjakan kasus baru seiring dengan cuaca yang kian dingin. Otoritas bahkan terpaksa membuka rumah sakit lapangan di Wisconsin untuk mengantisipasi meluapnya pasien di rumah sakit-rumah sakit yang sudah kewalahan.

Di sisi lain, pasar masih pesimis terhadap prospek diluncurkannya stimulus fiskal tambahan sebelum Pemilu Presiden AS digelar. Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis sempat mengatakan bahwa ia bersedia menaikkan besaran dana penanggulangan COVID-19 menjadi USD1.8 Triliun. Namun usul itu dipatahkan oleh Pemimpin Senat, Mitch McConnell.

Padahal data-data terbaru menampilkan betapa absensi stimulus telah mengikis momentum pemulihan ekonomi di negeri Paman Sam, tak kalah buruknya dari situasi Eropa. Jumlah klaim pengangguran pekan lalu sudah bertambah signifikan hingga mencapai tertinggi dua bulan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE