Menu

Performa Dolar AS Beragam Pasca Rilis 2 Data Ini

Nadia Sabila

Turunnya Jobless Claim AS dan ekspor China yang naik di tengah perang dagang memberikan dampak beragam bagi kinerja Dolar AS hari ini.

Seputarforex.com - Dolar AS melemah tajam di sesi perdagangan Kamis (08/Agustus) malam ini versus mata uang-mata uang risiko tinggi. Sedangkan terhadap mata uang safe haven dan lainnya, pelemahan Dolar AS mulai melambat. Indikator ekonomi dari AS dan China yang dirilis hari ini memberikan dampak beragam bagi mata uang berjuluk Greenback tersebut.

 

Jobless Claims AS Turun

Klaim Pengangguran Mingguan (Weekly Jobless Claim) AS dilaporkan turun. Berdasarkan data yang dirilis oleh Departemen Ketenagakerjaan AS malam ini, jumlah orang yang mengajukan tunjangan pengangguran berkurang menjadi 209,000 di pekan yang berakhir pada tanggal 3 Agustus. Jumlah tersebut lebih sedikit daripada pekan sebelumnya di 217,000; serta lebih baik daripada ekspektasi di 215,000.

Menurunnya angka pemohon tunjangan pengangguran di AS mengindikasikan bahwa perlambatan ekonomi belum menjalar ke sektor ketenagakerjaan. Sehingga, walaupun data ini berdampak rendah-medium, Dolar AS berhasil membatasi pelemahan terhadap Franc Swiss, salah satu mata uang safe haven. Saat berita ini ditulis, USD/ CHF cenderung flat dengan diperdagangkan di 0.9753, naik tipis 0.06 persen dari posisi sebelumnya.

 

Ekspor China Naik

Di sisi lain, data ekonomi China memberikan kejutan bagi pasar di tengah memanasnya perang dagang dengan AS. Ekspor China untuk bulan Juli 2019 dilaporkan naik 3.3 persen dalam basis tahunan. Persentase kenaikan tersebut adalah yang tertinggi sejak bulan Maret, sehingga mematahkan estimasi penurunan 2.0 persen. Sebaliknya, impor China masih lemah, dengan penurunan sebanyak 5.6 persen. Artinya, permintaan domestik di China tak sejalan dengan kenaikan permintaan eksternal.

Laporan tersebut menjadi angin segar bagi mata uang-mata uang komoditas. Dolar AS melemah terhadap Dolar Australia, dengan AUD/USD yang naik 0.85 persen ke 0.6817 saat berita ini ditulis.

Meskipun demikian, para analis mengekspektasikan bahwa rebound ekspor China ini tak akan berlanjut, khususnya jika AS jadi menaikkan bea impor bulan September depan. Selain itu, devaluasi Yuan minggu ini hanya akan memberi bantuan sebentar saja bagi para eksportir China, mengingat pajak AS bulan depan diprediksi akan memberikan pukulan yang lebih keras di sektor perdagangan China maupun global.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE