Menu

Pergerakan Flat Yang Dipicu Ketidakpastian: Euro dan Yen

A Muttaqiena

Minggu lalu, USD/JPY sempat flat selama hampir 24 jam. Pagi ini, giliran EUR/USD yang menunjukkan gejala tersebut. Banyaknya berita penting minggu ini bisa diperkirakan akan meningkatkan volatilitas di pasar, tetapi "trend" pergerakan flat mengindikasikan bahwa pelaku pasar tidak begitu yakin akan arah kebijakan yang akan diambil oleh otoritas terkait.

Minggu lalu, USD/JPY sempat flat selama hampir 24 jam. Pagi ini, giliran EUR/USD yang menunjukkan gejala tersebut. Banyaknya berita penting minggu ini bisa diperkirakan akan meningkatkan volatilitas di pasar, tetapi "trend" pergerakan flat mengindikasikan bahwa pelaku pasar tidak begitu yakin akan arah kebijakan yang akan diambil oleh otoritas terkait.
Masa-Masa Kritis, Tapi Jepang Tetap Optimis
Pangkal kerisauan yen adalah kenaikan pajak 3% yang rencananya akan dilaksanakan hari ini. Kenaikan pajak pertama sejak 1997 ini selain sudah pasti mempengaruhi perekonomian, juga diperkirakan akan berdampak pada nilai Yen. Masalahnya, dampaknya seperti apa, itu yang sulit diperkirakan.

Sepintas, data-data ekonomi Jepang tidak mendukung kenaikan pajak saat ini. Perekonomian memang melesat akhir tahun lalu, tapi telah mengendur lagi. Data output industri bulan Februari jatuh dengan kecepatan tertinggi dalam delapan bulan. Apabila pajak dinaikkan sekarang, maka itu bisa menekan perekonomian. Pajak akan mendorong harga-harga barang naik, sehingga masyarakat malas berbelanja. Jika ini terjadi, perusahaan-perusahaan bisa makin terpuruk dan mengganggu pencapaian target inflasi. Akibat kekhawatiran ini, yen menyerah pada tekanan USD.

Namun orang Jepang sendiri, baik pejabat pemerintahan, pejabat BoJ, maupun perusahaan-perusahaan di Jepang, nampaknya tetap optimis. Indeks Tankan yang menunjukkan sentimen perusahaan manufaktur naik ke angka 17 dari 16 pada kuartal yang lalu, pencapaian tertinggi dalam nyaris tujuh tahun. Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda juga menyatakan pagi ini, bahwa Jepang akan keluar dari deflasi, tidak peduli masalah apapun yang muncul. Laporan dari Kementrian Ekonomi, Perdagangan dan Industri pun bersikukuh pada penilaian bahwa output industri telah mengalami peningkatan, serta menyebut anjloknya data Februari sebagai akibat cuaca buruk.

Kepercayaan diri tersebut, bisa jadi disebabkan oleh dua kemungkinan. Pertama, Jepang benar-benar mantap perekonomiannya akan baik-baik saja walau pajak naik. Atau, mungkin juga BoJ telah menyiapkan paket stimulus tambahan untuk 'menyelamatkan' perekonomian jika kenaikan pajak berdampak buruk.

Euro Flat, Menanti Pernyataan Sikap ECB
Wilayah lain yang sedang berada dalam situasi kritis adalah Eropa. CPI Zona Euro kemarin turun dari 0,7% ke 0,5%. Ini berarti, tingkat inflasi wilayah tersebut merosot terus sepanjang kuartal pertama 2014 yang bila terus berlanjut maka akan resmi menceburkan zona Euro ke jurang deflasi di akhir tahun.
Sekali lagi, ECB dibawah tekanan untuk melakukan stimulus. Sebelumnya, ECB terus bersikeras menolak turun tangan. Seperti mantra, Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengulang-ulang pernyataan bahwa "tak ada deflasi di eropa, tapi jika diperlukan kami akan bertindak". Apakah sekarang ia akan mengatakan hal yang sama lagi?

Rapat suku bunga ECB Kamis besok bisa dipastikan akan membicarakan berbagai alternatif yang tersedia; apakah ECB lagi-lagi akan membiarkan kondisi apa adanya, memotong suku bunga, atau menyalurkan stimulus. Keputusan yang akan diambil sangat kritis dalam menentukan arah pergerakan Euro ke depan. Outlook Euro menjelang pertemuan tersebut kurang bagus, tetapi ada beberapa data yang perlu dicermati dan mungkin mengusik grafik yang sekarang sedang flat. Diantaranya, rilis pengangguran Jerman siang nanti, laporan GDP zona Euro hari Rabu, serta data retail hari Kamis sore sebelum pengumuman ECB.

Sementara itu, faktor data-data dari Amerika Serikat akan terus memainkan peran penting di pair major, utamanya EUR/USD dan USD/JPY. Untungnya bagi Euro dan Yen, ketidakpastian yang diciptakan oleh pidato Gubernur The Fed, Janet Yellen, tadi malam membuat kepercayaan pasar pada USD sedikit memudar. Namun, dilihat dari fundamental ekonomi, perekonomian AS memang sekarang cenderung lebih mapan ketimbang Jepang dan Zona Euro.


Editorial Forex Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE