Menu

Permintaan Minyak AS Solid, Harga Minyak Menguat

Pandawa

Harga minyak rebound dari level terendah dua minggu karena naiknya permintaan AS dan pelemahan Dolar. Rapat OPEC dan pengumuman The Fed akan menjadi katalis berikutnya.

Seputarforex - Harga minyak mentah menguat dan berupaya pulih dari level terendah dua minggu. Saat berita ini ditulis pada sesi perdagangan Rabu pagi (01/Februari), minyak Brent menguat 0.32 persen di kisaran $85.71 per barel, sementara harga minyak WTI (West Texas Intermediate) naik 0.28 persen di $79.22 per barel.

Harga minyak berbalik menguat setelah laporan EIA (Energy Information Administration) menyebutkan bahwa permintaan untuk produk minyak AS naik 178,000 bph menjadi 20.59 juta bph. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak Agustus silam.

Selain itu, pelemahan Dolar juga berperan dalam kenaikan harga minyak saat ini. Hal ini diakui oleh analis UBS, Giovanni Staunovo. "Benchmark minyak ditopang oleh pelemahan dolar," demikian katanya.

Survei Reuters mengungkapkan jika sebanyak 49 ekonom dan analis optimis harga minyak Brent akan mencapai rata-rata $90 per barel tahun ini. Angka tersebut direvisi naik dari proyeksi sebelumnya pada bulan Oktober, mengingat pemulihan ekonomi China yang berpotensi mendongkrak prospek permintaan.

 

Pertemuan OPEC Jadi Fokus, Fed Rate Hike Juga Dinanti

Pada hari ini, OPEC akan mengadakan pertemuan yang diperkirakan kuat akan mempertahankan kebijakan produksi. Bagaimanapun, OPEC kemungkinan masih memantau dinamika pasar energi dunia, termasuk yang berkaitan dengan prospek permintaan dan pergerakan Dolar AS.

Perhatian pasar saat ini juga tertuju pada pengumuman suku bunga dan kebijakan The Fed pada dini hari esok. Investor memperkirakan bank sentral AS itu akan melakukan rate hike 25 bps atau lebih rendah dari kenaikan suku bunga sebelumnya. Pengumuman dan outlook yang lebih hawkish dari Ketua The Fed akan mendukung penguatan Dolar sehingga berdampak negatif pada harga minyak.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE