Menu

Pertumbuhan GDP AS Kuartal IV Melambat, Ini Penyebabnya

Pandawa

Perekonomian AS hanya tumbuh 1.9 persen pada Q4 yang dihitung mulai bulan Oktober hingga Desember 2016, lebih rendah bila dibandingkan pertumbuhan 3.5 persen pada Q3.

Biro Analisis Ekonomi pada hari Jumat (27/1) di awal sesi perdagangan New York merilis data Advance GDP kuartal ke-4 yang melambat bila dibandingkan pencapaian pada kuartal ke-3 sebelumnya. Data mengenai pertumbuhan ekonomi AS yang rilis malam ini juga berada dibawah estimasi ekonom, sehingga menekan pergerakan Greenback versus berbagai Major Currency.

Perekonomian AS hanya tumbuh 1.9 persen pada Q4 yang dihitung mulai bulan Oktober hingga Desember 2016, lebih rendah bila dibandingkan pertumbuhan 3.5 persen pada Q3. Sedangkan estimasi ekonom melalui jajak pendapat Reuters sebelumnya telah memprediksi Advance GDP yang rilis malam ini akan tumbuh 2.1 persen.

Secara basis tahunan, maka ekonomi AS hanya berekspansi 1.9 persen atau lebih rendah bila dibandingkan pertumbuhan 2.6 persen untuk GDP 2015. Dengan hasil tersebut maka Pemerintahan AS telah gagal mencapai target 3 persen selama 11 tahun berturut-turut, mengindikasikan bahwa masih banyak "Pekerjaan Rumah" bagi pemerintah baru yang dipimpin oleh Donald Trump agar pertumbuhan ekonomi dapat mencapai target.

 

Nilai Ekspor AS Turun Sebabkan Pelebaran Defisit

Meningkatnya nilai defisit neraca perdagangan AS selama kuartal ke-4 tahun lalu menjadi salah satu faktor utama penyebab GDP terjun cukup tajam. Memburuknya Sektor Ekspor AS untuk pengiriman produk komoditas pertanian seperti kacang kedelai menyebabkan terjadinya pelebaran defisit yang akhirnya berimbas terhadap pertumbuhan ekonomi.

Banyak analis ekonomi berpendapat bahwa, target pertumbuhan ekonomi sebesar 3 persen di tahun 2016 sebenarnya bisa saja tercapai bila defisit neraca perdagangan (Trade Balance) tidak membengkak akibat permintaan ekspor komoditas dari AS menurun.

Faktor lainnya yang menjadi penyebab GDP tahun lalu enggan mencapai target 3 persen seperti diharapkan Pemerintah dikarenakan oleh harga minyak yang murah dan bullish Dollar AS. Kuatnya Dolar justru melukai profit perusahaan-perusahaan AS, mengingat barang produksi AS akan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan menurun dan akhirnya menekan keuntungan perusahaan.

Meskipun GDP AS terjun bebas, namun masih tetap berada di jalur ekspansi yang dibuktikan dengan kokohnya belanja rumah tangga Negeri Paman Sam. Peningkatan investasi bisnis pun menjadi penyokong utama pertumbuhan perekonomian AS.

Pasca rilis data GDP kuartal ke-4 AS tersebut, Greenback berbalik melemah versus sebagian besar major currency. Pair EUR/USD langsung melonjak meraih level tertinggi harian 1.0724 sekaligus memangkas penguatan Greenback yang terjadi selama sesi Asia tadi pagi. Kondisi serupa juga terjadi pada GBP/USD, menguat memangkas pelemahan yang terjadi sejak kemarin dan pada pukul 21:50 WIB diperdagangkan pada harga 1.2570 terhadap Dollar AS.


Kesulitan Akses Seputarforex?
Buka melalui
https://bit.ly/seputarforex

Atau akses dengan cara:
PC | Smartphone

WASPADAI PENIPUAN
Mengatasnamakan Seputarforex!

Baca Selengkapnya Di Sini
×
  • Pasang Ekstensi VPN Di Browser
    • Search kata kunci "vpn" atau "proxy" di Mozilla AddOns atau Chrome Webstore.
    • Setelah menemukan salah satu vpn (contoh: browsec), klik "pasang" atau "tambahkan".
    • Aktifkan ekstensi.
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex
×

Cara Utama:
Unduh Aplikasi Seputarforex di Playstore.

Cara Alternatif:
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE