Menu

Pesanan Mesin Jepang Naik, USD/JPY Tak Terpengaruh

Pandawa

Pesanan produk mesin Jepang mengalami rebound pada bulan Februari, sebagian besar karena dipicu oleh lonjakan permintaan barang dari luar negeri.

Pada hari Rabu (10/April), Jepang merilis pesanan mesin (Machinery Orders) mencatatkan kenaikan untuk pertama kali dalam kurun waktu empat bulan terakhir. Dalam basis bulanan (Month-over-Month), pesanan mesin Jepang meningkat 1.8 persen pada bulan Februari, setelah tergelincir hingga ke -5.4 persen pada periode sebelumnya.

Kenaikan tersebut disokong oleh pesanan manufaktur yang mencatat kenaikan 3.5 persen, menyusul penurunan 1.9 persen pada bulan Januari. Lonjakan paling signifikan terlihat pada pesanan barang dari luar negeri yang tumbuh 19 persen, rebound dari penurunan tajam sebesar 18.1 persen pada periode sebelumnya.

Namun, ekspansi pesanan mesin yang sebesar 1.8 persen di bulan Februari lalu, lebih kecil dibandingkan forecast ekonom yang memperkirakan kenaikan ke 2.5 persen. Hasil yang meleset dari ekspektasi ini mencerminkan kerentanan dan berisiko mendorong perusahan untuk memangkas investasi bisnis.

"Rebound pesanan mesin tidak sekuat perkiraan awal, sehingga akan mendorong perusahaan Jepang untuk berhati-hati karena masa depan bisnis mereka sangat tergantung pada perekonomian global. Menurut pandangan kami, pertumbuhan Jepang cenderung agak lamban," kata Shuji Tonouchi, ekonom pasar senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.

 

Dibayangi Risiko Perang Dagang Dan Kebijakan Pemerintah

Perlu diketahui, manufaktur Jepang sebagian besar menjual produk mesin berat (Heavy Machinery) mereka ke perusahaan China, sehingga perkembangan perang dagang AS-China akan senantiasa menjadi sorotan utama pelaku bisnis di negeri Sakura saat ini. Para ekonom mengatakan bahwa ketidakpastian atas kebijakan perdagangan akan menghambat belanja modal perusahaan Jepang, dan bisa berimbas langsung pada pertumbuhan ekonomi 2019.

Risiko lain untuk ekonomi Jepang adalah rencana pemerintah untuk menaikkan pajak penjualan dari 8 persen menjadi 10 persen pada bulan Oktober mendatang. Hal ini disiapkan karena pemerintah Jepang membutuhkan dana tambahan untuk meningkatkan anggaran kesejahteraan. Namun, kenaikan pajak penjualan dikhawatirkan berefek negatif pada belanja konsumen.

 

Pergerakan USD/JPY Masih Tertahan

Pasca rilis data Machinery Orders, USD/JPY bergerak di area 111.141. Dolar AS berupaya pulih dari penurunan hari sebelumnya yang dipicu oleh perburuan investor terhadap Yen sebagai safe haven. Namun, harga tampaknya masih kesulitan menguat untuk menghapus penurunan beruntun yang terjadi sejak awal pekan ini.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE