Menu

PM Inggris Baru Terpilih, Trussenomics Naik Panggung

A Muttaqiena

Pound sterling menguat karena pasar berharap PM Inggris baru, Liz Truss, akan segera meluncurkan program ekonomi yang pro-pasar. Namun, ada sejumlah keraguan.

Seputarforex - Pound sterling menguat dalam perdagangan sesi Asia hari Selasa (6/September), menyusul kemenangan Liz Truss dalam kontestasi Perdana Menteri Inggris. GBP/USD sempat menjangkau ambang 1.1600, sedangkan GBP/JPY melonjak lebih dari 1 persen. Pasar mengharapkan PM Inggris baru akan segera meluncurkan program ekonomi anyar --dijuluki "Trussenomics" oleh media massa-- seusai pelantikannya hari ini.

Grafik GBP/USD Daily via TradingView

Liz Truss kemarin memenangkan suara terbanyak dalam kontes kepemimpinan Partai Konservatif, setelah mengalahkan Rishi Sunak dengan perolehan suara 81,326 banding 60,399. Dengan demikian, Truss akan menggantikan Boris Johnson untuk menduduki kursi Perdana Menteri Inggris.

Dalam pidato kemenangannya, Truss berikrar akan segera mengambil kebijakan demi mengatasi krisis energi dan inflasi tinggi yang tengah melanda Inggris. Media massa merumorkan beberapa poin penting dalam rangkaian kebijakan Truss, antara lain membatasi tagihan energi, memangkas pajak, dan meningkatkan belanja fiskal.

Truss diperkirakan akan mengadopsi pendekatan kebijakan yang memprioritaskan pertumbuhan, sehingga melonggarkan risiko stagflasi dan meringankan tekanan biaya hidup masyarakat. Hal ini mendongkrak optimisme sebagian pelaku pasar.

"Peluang kuat bagi munculnya 'dip buyers' untuk GBP pekan ini. Pasar memperhitungkan narasi krisis fiskal lantaran (janji-janji) Truss. Tetapi kebijakan pemerintah yang meredakan krisis stagflasi dan mengurangi perlunya peningkatan suku bunga BoE yang tajam, serta mengurangi risiko resesi parah; adalah bagus bagi pound," kata Viraj Patel, pakar strategi dari Vanda Research.

Tak semua pakar menyambut hangat pelantikan Liz Truss. Sebagian pelaku pasar khawatir kebijakannya justru membuat inflasi tetap tinggi, sehingga memaksa bank sentral Inggris (BoE) untuk menaikkan suku bunga terus.

"Yield (obligasi Inggris) mencatat kenaikan bulanan paling besar sejak 1986 seiring Liz Truss meluncur menuju Downing Street (kantor PM Inggris -red), menebar janji pemangkasan (tagihan energi dan pajak) serta (peningkatan) belanja (fiskal) dalam kampanye, yang mengancam akan mengakibatkan masalah baru bagi ekonomi Inggris," kata Susannah Streeter, analis pasar dan investasi senior di Hargreaves Lansdown.

Streeter menambahkan, "Ekspektasi bahwa sebuah solusi Trussenomics akan ditemukan dengan pemangkasan pajak dan belanja (fiskal) yang besar meningkatkan kekhawatiran bahwa inflasi tidak akan mudah dikendalikan dan bahwa BoE akan terpaksa untuk terus menaikkan suku bunga dan mempertahannya tetap tinggi dalam waktu lebih lama."

Analis dari Capital Economics menilai tekanan inflasi Inggris akan melemah jika Truss benar-benar membatasi tagihan energi. Penurunan GDP riil juga tak akan separah perkiraan sebelumnya. Akan tetapi, mereka ragu Truss akan mampu mencegah terjadinya resesi yang diprediksikan oleh BoE .

Perhatian pelaku pasar kini beralih pada rincian rencana ekonomi Truss yang akan diumumkan kelak. Rapat kebijakan BoE bulan ini juga bakal dicermati, mengingat mereka kemungkinan menyampaikan opini tentang rencana pemerintah dan pengaruhnya terhadap kebijakan suku bunga ke depan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE