Menu

PMI Jasa China Capai Level Terendah 3 Bulan

Pandawa

Sektor jasa China mengalami perlambatan hingga menyentuh level terburuk dalam tiga bulan terakhir. Meskipun begitu, indeks PMI masih ada di zona ekspansi.

Seputarforex.com - Berdasarkan hasil survei Caixin terhadap perusahaan skala kecil menengah, pertumbuhan di sektor jasa China melambat di bulan Januari 2020. Tidak tanggung-tanggung, data yang disebut sebagai Indeks PMI Jasa China tersebut melambat ke level 51.8, lebih rendah daripada level periode sebelumnya yang 52.5. Rilis PMI Jasa ini juga berada di bawah ekspektasi ekonom, yang sebelumnya memprediksi perlambatan sampai di level 52.0 saja.

Meskipun menunjukkan perlambatan, angka 51.8 yang tercapai pagi ini masih lebih baik daripada level terendah 8 bulan yang tersentuh pada bulan Oktober 2019. Selain itu, perolehan tersebut masih mengindikasikan ekspansi. Sebagai catatan, indeks yang berada di atas level 50 mencerminkan kondisi ekspansi suatu sektor, sementara kondisi kontraksi atau penyusutan terkonfirmasi apabila indeks berada di bawah level 50.

 

Ekonomi China Gagal Dapatkan Momentum Pertumbuhan

Perlambatan aktivitas di sektor jasa pada bulan lalu sebagian besar dipicu oleh lemahnya permintaan pasar, sehingga banyak perusahaan perlu menurunkan harga. Faktanya, sektor jasa yang berkontribusi cukup besar terhadap GDP (Gross Domestic Product) terus tertekan meski pemerintah China sudah banyak menggelontorkan stimulus ekonomi.

"Pemulihan ekonomi China tidak cukup kuat karena peningkatan permintaan yang terbatas, dan beberapa perusahaan tidak mengisi kembali persediaan," ungkap Zhong Zhengsheng, direktur analisis ekonomi makro CEBM Group.

Zhong menambahkan, "Laju penciptaan lapangan kerja hampir terhenti, dengan sub-indeks ketenagakerjaan mencapai level terendah dalam 16 bulan. Selain itu, banyak perusahaan harus menurunkan harga jual sehingga berpotensi melukai margin laba perusahaan."

Banyak pihak melihat bahwa kesepakatan dagang parsial AS-China yang diteken pada pertengahan Januari lalu seolah tidak cukup untuk meredam perlambatan aktivitas ekonomi China, baik di sektor jasa maupun manufaktur yang juga mengalami perlambatan di awal tahun 2020.

Meskipun begitu, mayoritas pelaku pasar masih berharap jika prospek investasi dan bisnis untuk 12 bulan ke depan akan lebih baik karena efek kesepakatan dagang parsial AS-China. Namun, wabah virus Corona yang menggerogoti perekonomian China dari dalam diprediksi akan menjadi batu sandungan. Kondisi inilah yang memicu kekhawatiran di kalangan investor dan negara-negara yang ekonominya sangat bergantung pada China, seperti Australia dan New Zealand.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE