Menu

PMI Manufaktur Inggris Terendah Dalam 4 Bulan, Rumor Brexit Berulah Lagi

A Muttaqiena

PMI Manufaktur Inggris secara umum sesuai ekspektasi awal, tetapi berbagai aspek mengalami kemunduran. Poundsterling juga dibebani oleh rumor Brexit terkini.

Pasang-surut ketidakpastian Brexit terus menerus membebani outlook ekonomi Inggris. Dalam hasil survei Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Inggris yang dirilis oleh Markit pada sesi Eropa hari ini (1/Maret), sejumlah aspek vital dalam iklim bisnis domestik kembali mengalami kemunduran, meskipun angka indeks secara umum sesuai dengan ekspektasi awal. Di sisi lain, rumor terkait penundaan Brexit kini berbalik membebani Poundsterling, karena tingginya ketidakpastian menjelang voting parlemen pada pertengahan Maret mendatang.

 

Mitigasi Risiko Brexit

Data PMI Manufaktur Inggris tercatat 52.0 berdasarkan hasil survei pada bulan Februari 2019, sesuai dengan estimasi sebelumnya. Namun, angka tersebut lebih rendah dibandingkan PMI Manufaktur bulan Januari yang telah direvisi turun ke 52.6. Secara keseluruhan, iklim bisnis merosot ke level terendah dalam empat bulan.

Rob Dobson, Direktur IHS Markit yang menyusun laporan hasil survei ini, mengatakan, "Dengan hari Brexit di depan mata, perusahaan-perusahaan manufaktur Inggris terus menerus mengimplementasikan rencana untuk memitigasi potensi gangguan. Upaya menimbun baik input maupun produk akhir masih diprioritaskan, dengan pertumbuhan penimbunan input mencapai rekor tinggi baru."

Lanjutnya lagi, "Peningkatan ketidakpastian saat ini juga memiliki efek lanjutan terhadap keyakinan bisnis dan ketenagakerjaan; optimisme berada pada level terendah dalam sejarah survei ini dan laju pelepasan tenaga kerja terakselerasi ke level tertinggi enam tahun."

 

Hanya Uni Eropa yang Bisa Tentukan Lama Penundaan Brexit

Pergerakan Sterling tak terlampau dipengaruhi oleh rilis data PMI tersebut. Masalahnya, survei diselenggarakan sebelum PM Theresa May mempersilakan Parlemen Inggris untuk mengajukan penundaan Brexit pada awal pekan ini. Dengan demikian, penilaian para responden dianggap belum memperhitungkan perkembangan terkini.

Sementara itu, Poundsterling telah bergerak mundur perlahan dari level tertinggi delapan bulan yang tercapai pasca pengumuman PM May. Saat berita ditulis, pasangan mata uang GBP/USD sudah menurun sampai kisaran 1.3247, sedangkan EUR/GBP cenderung sideways di sekitar level 0.8572.

Sebuah rumor yang beredar di media Inggris pada hari Kamis, melontarkan opini bahwa hanya Uni Eropa-lah yang dapat menentukan lama penundaan Brexit; bukan Inggris. Dalam hal ini, Uni Eropa kemungkinan bakal memberikan masa penundaan sangat lama, bahkan hingga dua tahun ke depan.

Apabila dihadapkan pada opsi tersebut, maka kubu pro-Brexit dalam Parlemen Inggris dikhawatirkan bakal lebih memilih untuk setuju pada draft kesepakatan Brexit yang diajukan oleh PM May dalam voting tanggal 13 Maret mendatang, meskipun draft tersebut tak sepenuhnya sesuai dengan keinginan mereka.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE