Menu

PMI Manufaktur Inggris Terperosok Ke Level Terendah 7 Tahun

A Muttaqiena

Pound ambruk lebih dari 0.7 persen pada sesi Eropa hari ini, karena kemerosotan PMI Manufaktur Inggris kian menajam.

Pound terjun bebas hingga lebih dari 0.7 persen ke kisaran 1.2078 versus Dolar AS saat berita ditulis (2/September), lantaran rilis laporan Purchasing Managers' Index (PMI) menunjukkan kondisi bisnis manufaktur terburuk sejak tahun 2012. Nilai tukar Pound juga ambruk terhadap Euro dan Yen dalam tempo hampir bersamaan, mencerminkan makin kritisnya imbas ketidakpastian politik terhadap kondisi ekonomi negeri berbendera Union Jack ini.

Grafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

Menurut laporan hasil kolaborasi IHS Markit dan CIPS, PMI untuk sektor manufaktur Inggris ambruk dari 48.0 menjadi 47.4 pada bulan Agustus 2019. Padahal, indeks tersebut sebelumnya diharapkan pulih ke 48.4. Selain meleset dari ekspektasi, skor mengisyaratkan kondisi resesi dalam sektor ini sebagai imbas dari ketidakpastian politik dan ekonomi. PHK juga marak, karena perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan berupaya untuk memangkas biaya operasional.

"Investasi terus berkurang, serta peningkatan kekhawatiran tentang situasi politik Inggris dan kekuatan ekonomi global terus membebani aktivitas (pabrikan). Karena klien dari Zona Euro terus memindahkan jalur suplai mereka menjauh dari Inggris, penurunan pesanan dari AS dan Asia menenggelamkan harapan untuk pemulihan, menghasilkan penurunan paling tajam dalam optimisme bisnis setidaknya sejak 2012," kata Duncan Brock dari Chartered Institute of Procurement & Supply (CIPS).

Secara teoritis, pelemahan nilai tukar Poundsterling semestinya meningkatkan daya saing produk Inggris di pasar internasional, sehingga pesanan dari luar negeri meningkat. Akan tetapi, ancaman "No-Deal Brexit" mengakibatkan perusahaan-perusahaan dari Uni Eropa keluar dari Inggris dan memindahkan pesanan mereka ke pemasok dari kawasan lain. Sementara itu, Asia dan AS tengah bergumul dengan ancaman perlambatan ekonomi sebagai imbas dari perang dagang AS-China, sehingga permintaan cenderung melemah.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE