Menu

PMI Manufaktur Jepang Kembali Ke Jalur Ekspansi

Pandawa

Data PMI Manufaktur Jepang berekspansi untuk pertama kalinya dalam 3 bulan terakhir. Yen pun menyambut rilis data ini dengan penguatan versus Dolar AS.

Pada hari Selasa (07/Mei), Markit merilis data PMI Manufaktur Jepang yang naik dari 49.2 menjadi 50.2 pada bulan April. Kenaikan aktivitas pabrikan negeri Sakura ini disambut positif oleh pelaku pasar, meskipun peningkatannya cenderung lemah setelah beberapa bulan terjebak di teritori kontraksi (di bawah level 50).

Aktivitas manufaktur Jepang yang menorehkan capaian cukup positif pada bulan April sebagian besar didorong oleh indeks yang mengukur lapangan kerja. Sementara itu, optimisme terhadap prospek industri selama satu tahun mendatang melonjak ke level tertinggi 5 bulan.

Di sisi lain, komponen pengukur PMI Manufaktur lain, yaitu indeks output dan order belum menunjukkan perbaikan positif. Hal ini senada dengan indeks pesanan ekspor yang masih berkubang dalam trend buruk, mengacu pada laporan bulan April yang menunjukkan terjadi penurunan dari 48.1 menjadi 47.8 pada bulan April. Memburuknya pesanan ekspor disinyalir karena lemahya permintaan global untuk produk semi-konduktor dan otomotif Jepang.

Perusahaan Jepang saat ini juga tengah berupaya mengurangi kelebihan persediaan, yang menjadi pertunjuk dini bahwa rebound aktivitas pabrikan Jepang bisa jadi tidak akan terlihat dalam waktu dekat. Hal ini cukup berlainan dengan Joe Hayes, ekonom dari lembaga IHS Markit yang melakukan survei untuk menghasilkan data PMI Manufaktur.

“Kenaikan Indeks PMI Manufaktur Jepang memberi petunjuk kepada pelaku pasar bahwa penurunan momentum yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir berpotensi mereda di awal kuartal kedua 2019," kata Joe Hayes.

 

USD/JPY Makin Melemah

Pasca rilis data PMI Manufaktur di atas, USD/JPY masih melanjutkan penurunan yang terbentuk sejak awal pekan ini. Pasangan mata uang tersebut melemah ke 110.635, turun -0.09 persen dari level harga pembukaan di grafik Daily. Selain rilis laporan PMI, fokus pasar saat ini tengah tertuju pada ancaman tarif impor Donald Trump pada barang-barang China, yang mengunggulkan posisi Yen sebagai aset safe haven.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE