Menu

PMI Non-Manufaktur AS Dongkrak USD, Minat Risiko Masih Dibebani Meksiko

A Muttaqiena

Dolar AS sempat menguat, tetapi reli tertahan karena kekhawatiran mengenai konflik dagang AS-Meksiko dan prospek pemangkasan suku bunga Fed.

Indeks Dolar AS melonjak pesat dalam perdagangan sesi New York, lantaran imbas spontan dari rilis data PMI untuk sektor non-manufaktur AS yang mengungguli ekspektasi awal. Saat berita ditulis pada awal sesi Eropa (6/Juni), posisinya masih bertengger pada kisaran 97.30, tetapi dibatasi oleh harga penutupan sebelumnya.

Greenback juga terpantau sempat menguat terhadap sebagian mata uang mayor, tetapi melemah dalam perdagangan hari ini karena masih bercokolnya kekhawatiran mengenai konflik dagang AS-Meksiko dan prospek pemangkasan suku bunga Fed. Secara khusus, pair USD/JPY menurun 0.22 persen ke kisaran 108.22, dan EUR/USD menanjak 0.11 persen ke kisaran 1.1233.

Kemarin malam, lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) melaporkan bahwa Purchasing Managers' Index (PMI) untuk sektor non-manufaktur AS meningkat dari 55.5 menjadi 56.9 pada bulan Mei 2019. Padahal, skor indeks awalnya diperkirakan akan stagnan.

Prestasi tersebut berhasil mengimbangi imbas buruknya rilis data ADP Non-farm Employment Change yang dirilis lebih awal, sekaligus mendorong Dolar AS rebound terhadap sejumlah mata uang mayor. Selain itu, optimisme mengenai akan tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Meksiko juga sempat mendongkrak sentimen pasar terhadap Greenback.

Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador memilih upaya damai untuk menenangkan Amerika Serikat, setelah negaranya diancam dengan kenaikan bea impor bertahap oleh Presiden AS Donald Trump. Delegasi Meksiko berjumpa dengan para pejabat AS di Washington kemarin dalam upaya untuk membatalkan penerapan tarif tersebut. Namun, meski diskusi telah dilakukan, ternyata belum ada sinyal akan tercapainya hasil yang memuaskan.

"Awalnya, Dolar telah menguat terhadap Yen karena spekulasi bahwa negosiasi AS-Meksiko akan membuahkan hasil positif. Namun, (USD/JPY) mundur kembali karena berita yang mengatakan bahwa kesepakatan belum tercapai," kata Shinichiro Kadota dari Barclays Tokyo, kepada Reuters. Selanjutnya, Kadota menilai fokus pasar akan beralih pada bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) dan bagaimana sikap Presiden ECB Mario Draghi dalam pengumuman kebijakan moneternya hari ini (pukul 18:45).

Pelaku pasar kemungkinan akan membandingkan arah kebijakan ECB dengan Federal Reserve guna menentukan arah pergerakan harga berikutnya. Awal pekan ini, sejumlah pejabat Fed, termasuk ketuanya, telah mensinyalkan kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter dalam tahun ini guna menanggulangi dampak perang dagang terhadap outlook ekonomi AS.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE