Menu

Polling Reuters: Poundsterling Bakal Menguat Tahun Ini

A Muttaqiena

Kekhawatiran seputar perundingan dagang Inggris-Uni Eropa membebani Poundsterling awal pekan ini. Namun, sebagian besar analis menganggapnya berlebihan.

Seputarforex.com - Poundsterling menguat dalam dua hari terakhir, meski masih dibayangi kekhawatiran seputar negosiasi perdagangan Inggris-Uni Eropa yang akan datang. Saat berita ditulis (5/Februari), GBP/USD telah mencatat kenaikan harian 0.12 persen di kisaran 1.3047. EUR/GBP juga terkoreksi ke kisaran 0.8463. Para analis menilai kecemasan pelaku pasar terlalu berlebihan, karena pada akhirnya Inggris dan Uni Eropa pasti akan mencapai kesepakatan dagang tertentu.

Grafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

Pada hari Senin, PM Inggris Boris Johnson dan Negosiator Uni Eropa Michel Barnier mengisyaratkan misi berlawanan bakal diusung dalam perundingan dagang antara kedua wilayah. Kekhawatiran mendadak meningkat, sehingga nilai tukar Pound merosot lebih dari 1 persen.

Meski demikian, keesokan harinya sejumlah pakar mengutarakan outlook yang lebih optimistis terhadap perundingan tersebut. Deadline masa transisi brexit pada 31 Desember 2020 menandai singkatnya masa perundingan dagang Inggris-Uni Eropa. Akan tetapi, perekonomian kedua wilayah memiliki ketergantungan timbal balik yang cukup tinggi, sehingga para pejabat top diperkirakan tidak akan menggantung perundingan begitu saja.

Hasil polling Reuters yang dirilis hari ini bahkan menyebutkan bahwa Sterling bakal menguat hingga nyaris 4 persen dalam setahun, berbasis pada keyakinan terhadap akan tercapainya kesepakatan antara Inggris dan Uni Eropa. Selain itu, janji pemilu PM Boris Johnson untuk menggelontorkan stimulus fiskal pun meningkatkan optimisme para pakar.

"Sebuah lonjakan pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh stimulus fiskal berukuran signifikan pada kuartal kedua masih menjadi prakiraan dasar kami," kata James McCormick dari NatWest Markets, sebagaimana dilansir oleh Reuters, "Kami masih suka membeli Sterling, dan keputusan BoE untuk tidak memangkas suku bunga minggu lalu (yang mengejutkan bagi kami) telah memberi sejumlah momentum baru bagi tren Sterling."

Prakiraan median dari survei Reuters yang diadakan tanggal 31 Januari-4 Februari terhadap 65 pakar strategi menunjukkan Pound meningkat ke USD1.31 dalam sebulan, USD1.32 dalam enam bulan, dan kemudian USD1.35 dalam setahun ke depan. Apabila prakiraan terealisasi, berarti nilai tukar Pound tetap lebih rendah dari level USD1.50 yang dihuni sebelum pengumuman hasil referendum brexit pada Juni 2016. Akan tetapi, nilainya sudah beranjak cukup jauh dibandingkan rekor terendah 1.1649 yang tersentuh pada bulan Oktober 2016.

Dalam jangka pendek, trader dan investor akan memantau rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) sektor jasa dan komposit Inggris untuk bulan Januari. Masing-masing diharapkan mencatat kenaikan signifikan dan berpindah dari area kontraksi ke area ekspansi. Apabila data meleset jauh dari ekspektasi, maka ada kemungkinan hal itu bakal menggoyahkan keyakinan terhadap prospek pemulihan ekonomi Inggris awal tahun ini.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE