Menu

Polling Sementara Menangkan Brexit; Pound Hapus Perolehan Dari NFP AS

N Sabila

Poundsterling tumbang sebanyak 1.1 persen terhadap Dolar AS di sesi perdagangan Asia Senin (06/Juni) setelah polling akhir pekan menunjukkan bahwa warga Inggris lebih banyak yang menginginkan untuk keluar dari Uni Eropa. Kondisi ini menghantui para investor.

Poundsterling tumbang sebanyak 1.1 persen terhadap Dolar AS di sesi perdagangan Asia Senin (06/Juni) setelah polling akhir pekan menunjukkan bahwa warga Inggris lebih banyak yang menginginkan untuk keluar dari Uni Eropa. Kondisi ini menghantui para investor yang sebagian besar bertaruh bahwa Inggris akan tetap menjadi anggota Uni Eropa.


Vote Untuk 'Exit' UE Membesar

Mata uang Inggris ini melemah terhadap 16 mata uang mayor setelah dua survei menunjukkan lebih banyak orang memberikan suara untuk Brexit. Poundsterling lebih lemah 0.8 persen terhadap Dolar AS pada harga 1.4399 pada pukul 10 pagi waktu Tokyo, sesudah tergelincir hingga menuju angka 1.4353, terendah sejak tanggal 16 Mei. Dilihat dari volatilitas satu bulan, GBP/USD mencetak kenaikan 21.5 persen volatilitas, sejak bulan Februari 2009.

Dolar AS - yang pada akhir minggu lalu sedang melemah akibat data NFP AS - melambung terhadap Sterling dan beberapa mata uang komoditas lainnya siang ini termasuk Dolar Australia dan Dolar New Zealand siang ini.

Bank Sentral Inggris (BoE) mengungkapkan, ketidakpastian yang menyelimuti referendum penentuan Brexit membuat pertumbuhan Inggris menjadi tercampakkan. Di samping itu, lembaga-lembaga keuangan inetrnasional serta IMF terus memperingatkan dampak buruk yang akan terjadi apabila Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa.

Referendum Brexit yang akan dilaksanakan pada tanggal 23 Juni mendatang ini turut menyita perhatian dunia karena dampaknya yang akan sangat besar.

Presiden Federal Reserve AS untuk wilayah Chicago, Charles Evans, juga memberikan pendapatnya dengan mengatakan bahwa referendum itu sudah membenamkan kepercayaan diri outlook (pertumbuhan ekonomi global) di tengah perekonomian internasional yang memang sudah kehilangan momentum. (Baca juga: Kaplan The Fed Khawatirkan Dampak Brexit Pada Perekonomian Global)

Margaret Yang, analis dari CMC Markets yang diwawancarai oleh BBC, lebih menyoroti data ketenagakerjaan AS pekan lalu yang disebutnya meleset jauh. Seperti analis lainnya, Yang juga mengatakan bahwa data tersebut membangkitkan ketidakpastian akan kenaikan suku bunga AS dalam waktu dekat, namun bisa membantu menstabilisasi likuiditas global dan kurs mata uang meski ada koreksi dalam jangka pendek.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE