Menu

Potensi Anomali Dolar Australia, Dari Aset Berisiko Menjadi Safe Haven

SFN

Dolar Australia menunjukkan performa yang lebih apik pada Senin (16/06) hari ini dibandingkan dengan Jumat akhir pekan lalu. Mata uang Australia tersebut pagi tadi naik ke level tinggi dua bulan di kisaran 0.94 terhadap Dolar AS. Kemajuan tersebut dipengaruhi oleh ekspektasi peningkatan kebijakan moneter dari Bank Sentral Australia.

Dolar Australia menunjukkan performa yang lebih apik pada Senin (16/06) hari ini dibandingkan dengan Jumat akhir pekan lalu. Mata uang Australia tersebut pagi tadi naik ke level tinggi dua bulan di kisaran 0.94 terhadap Dolar AS. Kemajuan tersebut dipengaruhi oleh ekspektasi peningkatan kebijakan moneter dari Bank Sentral Australia. Namun, Credit Suisse memperkirakan adanya event-event berisiko dari domestik Australia maupun luar Australia pada minggu ini berpotensi mengancam reli yang telah terbentuk.


Notulensi rapat RBA akan dirilis pada Selasa besok. RBA telah memotong target tingkat suku bunga overnight tunai menjadi 2.25 persen dan suku bunga acuan pada kisaran 2.5 persen. Tingkat pengangguran Australia diperkirakan tidak akan mengalami perubahan yang signifikan hingga dua tahun ke depan. Sedangkan, pertumbuhan upah diperkirakan akan tetap stabil dan membaiknya produktivitas akan disesuaikan dengan menurunnya investasi pertambangan.

Aussie Diperlakukan Layaknya Aset Safe Haven

Dolar Australia pada saat ini menunjukkan gejala yang tidak biasa, mengingat bahwa mata uang ini terus menguat dalam volatilitas pasar finansial global. Kekhawatiran akan terjadinya Perang Teluk lanjutan akibat ketegangan di Irak yang makin memanas, telah menghancurkan sentimen pasar. Aset-aset yang dianggap safe seperti Dolar AS dan emas pun ramai diburu.

Mengapa dikatakan tidak biasa? Dolar Australia selama ini dikenal sebagai aset berisiko yang biasanya diburu dalam kondisi ketidakpastian. Namun, saat terjadi konflik Irak seperti sekarang ini, mata uang tersebut terus mengarah naik sehingga membingungkan para ekonom dan ahli strategi mata uang.

"Ada perbedaan perilaku yang ditunjukkan oleh Dolar Australia jika dirunut dari pergerakan-pergerakan sebelumnya. Saat ini, mata uang Australia seolah diperlakukan seperti safe haven." ungkap Paul Bloxham, kepala Ekonom HSBC.

Menurut Bloxham, tingkat suku bunga 3.8 persen untuk obligasi 10 tahunan dengan rating AAA yang dimiliki Australia merupakan tingkat yang paling proporsional. Selain itu, rendahnya utang pemerintah, pertumbuhan ekonomi yang kuat, serta bank sentral yang masih terus mencetak uang merupakan kombinasi yang diduga kuat menjadi alasan mengapa Aussie mengalami anomali.

Peluang ECB untuk membuka pintu pelonggaran kuantitatif secara tak langsung juga memberikan pengaruh. Meski demikian, Dolar Australia tetap tangguh saat isu tersebut terangkat. "Apa yang saya ungkapkan di atas merupakan perkiraan untuk jangka waktu menengah, bisa jadi akan berlanjut." tutup Bloxham.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE