Menu

Pound Naik, Abaikan Buruknya Data PMI Inggris

Nadia Sabila

Meskipun PMI Inggris jauh di bawah ekspektasi, tetapi Pound tetap menguat karena kondisi ini sudah jamak diperkirakan oleh para pelaku pasar.

Seputarforex.com - Poundsterling tetap naik meskipun data Flash PMI Inggris jauh di bawah estimasi. Aktivitas pasar keuangan Inggris rupanya sudah kebal terhadap penurunan data-data baru, mengingat penyebabnya sudah diketahui dengan jelas; yakni dampak pandemi Corona.

Pada sesi perdagangan Kamis (23/April) sore ini, GBP/USD naik 0.18 persen ke 1.2355, menjauhi level rendah yang tersentuh pada tanggal 21 April.

 

Sektor Manufaktur Dan Jasa Sama-Sama Mengecewakan

PMI Manufaktur Inggris anjlok ke level rendah baru, yakni dari 32.9 ke 47.8. Data tersebut lebih rendah daripada ekspektasi penurunan ke 42.0. Di waktu yang sama, PMI Jasa Inggris juga merosot dalam basis bulanan, dari 34.5 menjadi 12.3. Angka tersebut bahkan tak sampai setengah dari ekspektasi penurunan ke level 28.0. Lockdown akibat virus Corona telah menggulung hampir semua komponen vital sektor jasa di Inggris seperti hotel, restoran, dan semua bisnis yang berhubungan langsung dengan konsumen.

Grafik PMI Jasa Inggris

 

Seberapa Buruk Krisis Ekonomi Inggris?

Pada dasarnya, semua pihak telah menyadari bahwa penurunan data ekonomi dalam kondisi pandemi Corona tak dapat terelakkan lagi. Namun, besarnya kontraksi yang melanda Inggris sebagai negara dengan ekonomi terbesar kelima dunia mulai membangkitkan keraguan, apakah bantuan finansial dari pemerintah dapat menjangkau semua bisnis dalam waktu cepat atau tidak. Data ekonomi yang disajikan dinilai belum cukup memberikan pengukuran pasti mengenai seberapa dalam krisis ekonomi yang diderita Inggris.

"Survei tersebut jelas tidak memberikan sesuatu yang lebih daripada yang sudah kita ketahui saat ini," ungkap Bert Colijn, ekonom senior dari ING.

Colijn menambahkan, mengingat PMI adalah indeks yang terdifusi, maka hasil yang negatif hanyalah indikasi sederhana bahwa segala sesuatunya lebih buruk daripada bulan sebelumnya. Diperlukan pengukuran yang lebih mendalam mengenai krisis ke depan setelah pandemi.

Para ekonom juga mengekspektasikan bahwa kebijakan lockdown Inggris akan menjerumuskan perekonomiannya ke ranah kontraksi terburuk dalam 300 tahun terakhir. GDP Inggris diperkirakan terkontraksi hingga 13.1 persen kuartal ini. Skenario itu akan menjadi penurunan pertumbuhan ekonomi terbesar sejak Perang Dunia II.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE