Menu

Pound Selip, Rebound GDP Inggris Kurang Memuaskan

A Muttaqiena

GDP Inggris menunjukkan kenaikan pada bulan Mei. Namun, kenaikan tersebut tidak cukup memadai untuk mengembalikan perekonomian ke tingkat pra-lockdown.

Seputarforex - Poundsterling melemah versus Pound, Yen, dan Greenback seusai rilis data GDP Inggris bulan Mei 2020. Pasangan mata uang GBP/USD terduduk pada level 1.2535-an saat berita ditulis, melanjutkan kemerosotan yang terjadi pada sesi sebelumnya. Pasalnya, pemulihan ekonomi negeri yang beribukota di London ini dianggap terlalu lamban.

Grafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

UK Office for National Statistics (ONS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Inggris naik 1.8 persen pada bulan Mei 2020. Ini artinya, GDP Inggris masih 24.5 persen lebih rendah dibandingkan posisinya pada bulan Februari (sebelum dampak pandemi menghantam perekonomian akibat lockdown yang diberlakukan mulai 23 Maret 2020).

"Pendirian perumahan dan manufaktur menunjukkan sinyal pemulihan karena staf sejumlah perusahaan kembali bekerja. Meski demikian, perekonomian masih seperempat kali lipat lebih rendah pada bulan Mei daripada pada Februari, sebelum efek penuh pandemi memukul (perekonomian)," ungkap Jonathan Athow dari ONS, "Di sektor jasa yang sangat penting, kami menyaksikan sejumlah kenaikan pada ritel yang mencatat penjualan online mencapai rekor baru. Namun, dengan pembatasan lockdown terus diberlakukan, banyak sektor jasa tetap lesu, bahkan sejumlah bidang mengalami kemerosotan lanjutan."

Para ekonom berharap data bulan Juni bakal menampilkan pemulihan yang lebih signifikan. Akan tetapi, GDP Inggris kemungkinan belum akan kembali seperti masa pra-lockdown selama lembaga pendidikan masih ditutup dan skema insentif pemerintah bagi perusahaan-perusahaan yang merumahkan karyawannya terus diberlakukan. Apalagi konsumen Inggris enggan beraktivitas di tengah pandemi.

Samuel Tombs dari Pantheon Macroeconomics mengatakan, "Dengan survei menunjukkan rumah tangga masih sangat takut terkena virus, aturan social-distancing kemungkinan membatasi konsumsi sektor jasa hingga musim gugur ketika semua orang divaksinasi dan perusahaan-perusahaan memecat karyawan yang dirumahkan (karena program insentif pemerintah berakhir -red). Kami memperkirakan GDP masih akan berada sekitar 5 persen di bawah tingkat pra-COVID hingga akhir tahun ini."

Berikutnya, pelaku pasar bakal memantau data penjualan ritel Inggris Raya dan negosiasi perdagangan Inggris-Uni Eropa dalam pekan ini. Negosiasi perdagangan secara khusus menyimpan potensi eksplosif apabila kedua kubu mendadak berhasil mencapai kesepakatan, atau justru sebaliknya, lagi-lagi mengakhirinya lebih dini tanpa kemajuan apa-apa seperti putaran perundingan sebelumnya .


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE