Menu

Pound Stabil Setelah Rilis GDP Inggris Stagnan

M Septian

Pound tetap stabil terhadap Dolar AS pada Jumat (28/08), masih mengambang dekat dengan sesi kemarin pada level 1,5 bulan terendahnya meskipun laporan GDP Inggris sesuai dengan harapan di kuartal kedua ini.

Pound tetap stabil terhadap Dolar AS pada Jumat (28/08), masih mengambang dekat dengan sesi kemarin pada level 1,5 bulan terendahnya meskipun laporan GDP Inggris sesuai dengan harapan di kuartal kedua ini.

GBP/USD sempat menyentuh 1.5443 siang tadi, yang kemudian terkonsolidasi pada 1.5414. Pound cenderung menemui titik support 1.5368 dan resisten pada 1.5508. Sterling masih melemah terhadap Euro, terlihat pada pertukaran EUR/GBP naik 0.36% ke 0.7325.

Badan Statistik Inggris melaporkan GDP pada kuartal kedua ini naik 0.7%, tercapai sesuai prediksi dan tak berubah dari data preliminary. Demikian halnya pertumbuhan ekonomi y-o-y juga sesuai perkiraan pada 2.6 persen. Data Investasi Bisnis di Inggris melonjak 2.9 persen di kuartal ini dari sebelumnya 2%; para analis meleset yang memperkirakan hanya naik 1.7%.

Namun laporan tersebut tak sebanding dengan rilis data AS yang tampak lebih mentereng, menyebabkan Cable melemah terhadap USD akibat permintaan terhadap greenbank meluas. Laporan GDP AS melonjak 3.7% melebihi ekspektasi pertumbuhan 3.2%. Data lain dari Departemen Tenaga Kerja AS menyatakan jumlah orang yang mengajukan klaim pengangguran berkurang 6,000 menjadi 271,000, melampaui prediksi penurunan 3,000. Konsumsi pribadi juga naik 3.1%; belanja konsumen ini biasanya menyumbang hampir 70% dari pertumbuhan ekonomi AS.

Laporan tersebut menambah optimisme terhadap perspektif pertumbuhan ekonomi global, karena Inggris tetap tercatat sebagai salah satu negara maju dengan laju pertumbuhan tertinggi. Para ekonom telah menyatakan bahwa negara-negara Barat akan terimbas perlambatan ekonomi China akibat hubungan dagang, tetapi Inggris tidak akan terpengaruh banyak dari masalah tersebut. Pada data total ekspor Inggris tahun lalu, ekspor ke China hanya mencakup 4% dari keseluruhan. Namun demikian, penurunan permintaan dari Asia diproyeksikan akan menekan harga komoditas lebih jauh, sehingga laju inflasi di negeri ini kemungkinan akan melandai dan menghalangi rencana Bank of England untuk menaikkan suku bunganya dalam tahun 2015.

 


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE