Menu

Pound Tak Bisa Lagi Andalkan Program Vaksinasi Inggris

Nadia Sabila

Kemajuan program vaksin Inggris yang selama ini menjadi pendukung utama Sterling mulai tersaingi oleh negara-negara maju lain.

Seputarforex - Poundsterling naik terhadap Dolar AS di sesi perdagangan Jumat (16/April) malam ini. Pelemahan Dolar yang disebabkan oleh turunnya yield obligasi AS dan program vaksinasi Inggris masih menjadi katalis utama. Saat berita ini ditulis, GBP/USD naik 0.36% ke 1.3832.

Sayangnya, banyak analis menyangsikan jika penguatan Pound akan berlangsung lama. Pasalnya, kemajuan program vaksin Inggris yang selama ini menjadi pendukung utama Sterling mulai tersaingi oleh berbagai negara maju lain termasuk AS.

 

Program Vaksinasi Global Mulai Gencar

Sejak awal 2021, Pound menguat berkat keberhasilan Inggris dalam beberapa isu seperti risiko No Deal Brexit, implementasi vaksin virus Corona, dan ekspektasi suku bunga negatif Bank of England. Hingga bulan April ini, pergerakan Pound terbilang cukup kuat dan masih bisa pulih dari penurunan pekan lalu. Namun, penguatan tersebut berpotensi memudar dalam beberapa waktu ke depan.

Menurut Adam Cole, analis dari RBC Capital Markets, vaksinasi COVID-19 di AS dan Eropa sudah makin meluas dan akan segera menyalip Inggris. Artinya, Sterling tak akan lagi mendapatkan dukungan dari kemajuan program vaksin. Selain itu, risiko kebijakan suku bunga negatif BoE hampir pasti tak ada.

Senada dengan Cole, analis Shaun Osborne dari Scotiabank juga mengatakan bahwa Sterling sudah tak lagi bisa mengandalkan vaksinasi. Ia mengatakan, "Kenaikan Sterling dengan latar belakang vaksin tampaknya sudah habis, dan mungkin akan melemah sementara karena Inggris juga mengalami kendala akibat penundaan suplai. Artinya, negara-negara yang sebelumnya tertinggal dari Inggris (seperti Jerman dan Kanada) sekarang menginjeksikan vaksin dalam jumlah harian yang sama dengan Inggris, meskipun populasi yang divaksin masih jauh lebih rendah."

Kendati demikian, Osborne optimistis Pound masih punya peluang untuk menguat karena terdukung data makroekonomi Inggris dari efek vaksinasi dan ekspektasi pengetatan moneter BoE.

Inggris sendiri sudah mulai melakukan normalisasi ekonomi dengan membuka kembali usaha ritel termasuk salon, pusat kebugaran, dan klub terbuka. Namun, PM Inggris Boris Johnson memperingatkan warganya untuk tetap berhati-hati. Menurutnya, penurunan tingkat kematian akibat COVID-19 lebih dikarenakan oleh lockdown selama tiga bulan lalu, bukan karena program vaksinasi.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE