Menu

Pound Tegang Menantikan Detik-Detik Terakhir Negosiasi Brexit

A Muttaqiena

Menjelang European Summit 17-18 Oktober 2019, kegelisahan pasar tentang prospek tercapainya kesepakatan brexit semakin memuncak.

Poundsterling diperdagangkan dengan volatilitas sangat tinggi selama lima hari terakhir. Pair GBP/USD sempat melejit ke rekor tertinggi empat bulan pada sesi New York kemarin, karena sejumlah rumor mengisyaratkan kemungkinan tercapainya kesepakatan brexit dalam pekan ini. Namun, posisinya kembali surut sekitar 0.5 persen mendekati kisaran 1.2700 dalam perdagangan sesi Eropa hari ini (16/Oktober).

Secara umum, kegelisahan pasar tentang prospek tercapainya kesepakatan brexit semakin memuncak. Para negosiator Inggris dan Uni Eropa harus bisa menghadirkan draft kesepakatan utuh yang bisa diajukan dalam pertemuan tingkat tinggi Eropa (European Summit) tanggal 17-18 Oktober besok, agar PM Boris Johnson terhindar dari kewajiban memohon penundaan deadline brexit kepada Uni Eropa.

Grafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

Kemarin, pimpinan negosiator Uni Eropa, Michel Barnier, menyatakan optimisme terhadap prospek tercapainya kesepakatan dalam pekan ini. Katanya, "...walaupun kesepakatan akan sulit, semakin dan semakin sulit, jujur saja, masih tetap mungkin (tercapai) minggu ini."

Pernyataan Barnier mendorong Sterling meroket. Apalagi, media massa melaporkan pula kisi-kisi dari sejumlah pejabat Uni Eropa bahwa draft kesepakatan utuh sudah hampir selesai. Namun, semua itu sebenarnya tergantung pada terwujud atau tidaknya draft kesepakatan yang siap diresmikan dalam waktu dekat.

Pertemuan antara negosiator Inggris, David Frost, dan pejabat eksekutif European Commission terus berlanjut hingga lewat tengah malam di Brussels dan akan dilanjutkan lagi hari ini. Uni Eropa akan menentukan apakah draft kesepakatan yang dihasilkan cukup layak untuk diajukan ke meja European Summit atau tidak, sedangkan draft tersebut belum tentu pula mendapatkan persetujuan parlemen inggris.

"Berita brexit mengisyaratkan DUP belum gembira menanggapi kesepakatan versi Johnson, mengakibatkan GBP mundur dari rekor tertinggi pekan ini, dengan harga spot masih sangat volatile dan volatilitas option 1-minggu merefleksikannya dekat 20% untuk 1 pekan -rekor tertinggi sejak 2016," kata Robin Wilkin dari Lloyds Bank.

Rhys Herbert dari Lloyds Bank menambahkan, "Laporan media simpang siur pagi ini mengenai seberapa dekat negosiator Inggris dan Uni Eropa untuk menyetujui kesepakatan brexit. Sejumlah pihak mengatakan sebuah kesepakatan akan diungkap hari ini, sedangkan laporan lain mengarah kepada peningkatan risiko penundaan tanggal (deadline) brexit lebih lanjut. PM (Boris Johnson) akan memberikan briefing kepada Kabinet, sedangkan pimpinan negosiator UE Barnier akan mengabari para politikus Uni Eropa."

Terlepas dari beragam keraguan itu, nuansa optimis masih mendominasi pasar. Sebagaimana diungkapkan oleh Paul Meggyesi dari JP Morgan, "Sebuah kesepakatan untuk menghindari No-Deal Brexit akan memperkuat pembalikan risiko tren bearish jangka pendek ini; kepergian (Inggris dari Uni Eropa) yang teratur bisa bermakna reli GBP/USD lebih lanjut menuju 1.30. Untuk pertama kalinya, para ekonom kami kini meyakini kesepakatan brexit dalam beberapa pekan sekarang menjadi satu-satunya jalan yang mungkin (ditempuh) ke depan."

Meskipun kantor statistik Inggris dijadwalkan untuk merilis data inflasi sore ini, tetapi perhatian pasar sepenuhnya berfokus pada isu brexit. Data inflasi tahunan Inggris stagnan pada level 1.7 persen pada bulan September 2019, meleset dari estimasi kenaikan ke 1.8 persen. Implikasinya senada dengan data ketenagakerjaan Inggris kemarin, yaitu terbukanya peluang pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Inggris (BoE). Namun, BoE telah menyatakan takkan mempertimbangkan perubahan suku bunga sebelum masalah brexit terselesaikan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE