Menu

Pound Turun Tipis Setelah Inggris Minta Perpanjangan Deadline Brexit

Brianika

Hasil voting parlemen Inggris yang meminta perpanjangan batas waktu Brexit membuat pasar kembali bingung. Pound pun melemah.

Seputarforex - Pemerintah Inggris kembali meminta perpanjangan 3 bulan atas batas waktu proses Brexit ke Uni Eropa (UE). Hal tersebut terjadi setelah upaya Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson menerima kekalahan dengan hasil suara 322 versus 306 pada voting parlemen pada Sabtu (19/Oktober). Sejak referendum tahun 2016, ini adalah ketiga kalinya Inggris meminta Uni Eropa untuk menunda Brexit.

Johnson secara pribadi tidak memberikan tanda tangan pada surat permintaan perpanjangan deadline Brexit. Dalam surat terpisah yang ditujukan kepada Presiden Dewan UE Donald Tusk, Johnson malah memberitahukan bahwa ia menentang perpanjangan itu.

"Saya telah menjelaskan tentang pandangan saya bahwa perpanjangan lebih lanjut akan merusak kepentingan Inggris, Uni Eropa, serta hubungan antara kami," tulis Johnson. Meski begitu, ia tetap optimis bahwa Brexit akan tercapai sesuai deadline pada 31 Oktober ini.

Rencananya pada Senin (21/Oktober), Johnson akan meminta dukungan dari House of Commons dengan melakukan pemungutan suara. Namun, itu bisa saja tidak mendapatkan persetujuan dari Ketua House of Commons, John Bercow.

Sementara itu, Tusk mengatakan bahwa pihaknya sudah menerima surat perpanjangan dan akan berkonsultasi lebih lanjut dengan para pemimpin Uni Eropa sebelum merespon permintaan Inggris untuk menunda batas waktu Brexit.

 

Pound Dikecewakan Hasil Voting Parlemen

Pada perdagangan Senin (21/Oktober), nilai tukar Pound terhadap Dolar AS melemah di angka 1.29119, turun 0.48% dibandingkan level Open Harian. Investor cukup kecewa karena sepanjang pekan lalu, sinyal positif Brexit terus bermunculan. Puncaknya adalah ketika tercapai deal Brexit antara PM Johnson dan Uni Eropa, yang mendorong GBP/USD ke puncak tertinggi 5 bulan.

Namun dengan hasil voting parlemen yang meminta penundaan batas waktu ke Uni Eropa, muncul ketidakpastian baru yang berpotensi menciutkan prospek kesepakatan Brexit sesuai deadline akhir bulan ini.

Selain melemah terhadap Dolar AS, Pound juga kalah melawan mata uang mayor lainnya, seperti terhadap Euro (-0.25%), Dolar Australia (-0.64%), Dolar New Zealand (-0.76%), Yen (-0.43%), dan Yuan (-0.68%).

Kepala Global FX dari Deutsche Bank, Russell Lascala, mengatakan bahwa pasar sedang mengalami kebingunan atas proses Brexit yang belum menemukan titik kesepakatan.

"Ketidakpastian telah berlangsung selama bertahun-tahun. Pasar meminta kejelasan, untuk dapat berinvestasi atau tidak berinvestasi," kata Lascala.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE