Menu

Pounds Sterling Tercelup Ke Bawah $1.27, Pertama Kali Sejak 1985

N Sabila

Pounds Sterling sempat menyentuh level di bawah angka 1.27 per Dolar AS di sesi perdagangan Eropa sore ini, dikarenakan kekhawatiran pasar akan "hard Brexit" meski laporan PMI Jasa Inggris masih apik.

Seputarforex.com - Pounds Sterling masih melanjutkan penurunan, bahkan sempat menyentuh level di bawah angka 1.27 per Dolar AS untuk pertama kalinya sejak bulan Juni 1985 di sesi perdagangan Eropa Rabu (05/Oktober) sore ini, dikarenakan kekhawatiran pasar akan "hard Brexit" yang juga mendorong mata uang Inggris terpukul menghadapi kuatnya Euro.

Sore ini, GBP/USD diperdagangkan di kisaran 1.2733, setelah jarum candle sempat tembus level rendah 1.268 beberapa jam sebelumnya. Sementara EUR/GBP duduk manis di level tinggi 0.8816, meski sedikit tergelincir dari level puncak 0.883.


Data PMI Jasa Inggris

Kondisi itu terbentuk setelah laporan dari Markit/CIPS tentang PMI Jasa Inggris yang dilaporkan melanjutkan pemulihan dari goncangan pasca referendum 23 Juni, ke level 52.6, lebih tinggi daripada ekspektasi di angka 52.1 meskipun sedikit lebih rendah dari PMI Jasa pada bulan lalu di angka 52.9.

 

Pelemahan Sterling Dan 'Hard Brexit'

Dalam dua minggu terakhir ini, performa Sterling ambruk akibat kecemasan yang muncul bahwa Inggris akan lebih memprioritaskan pemangkasan imigrasi ketimbang mempromosikan perdagangan sehubungan dengan perceraian dari Uni Eropa. Masyarakat setempat khawatir, keputusan itu dapat memberikan dampak buruk pada ketenagakerjaan, mengurangi investasi asing, dan mengarah pada kemunduran di sektor perbankan dan perusahaan-perusahaan global.

Selain itu, pernyataan dari PM Inggris Theresa May akhir pekan lalu tentang deadline pengebutan Article 50 hingga akhir Maret 2017 turut andil dalam kemerosotan Pounds Sterling.

"Sterling akhirnya--meskipun terlambat--merespon ketidakpastian dampak Brexit yang akan lama dan meluas walaupun ekonomi Inggris masih terbilang tangguh dan prospek stimulus fiskal Inggris sudah signifikan," kata Greg Gibbs Direktur riset independen Amplifying Global FX Capital yang diwawancarai oleh Reuters. "Outlooknya masih negatif, tapi sangat berisiko untuk melompat ke dalam 'kereta' selling." sambung Gibbs.

Para investor pasar uang saat ini juga sedang mengawasi data ekonomi AS seperti ISM non-manufaktur AS dan angka ADP employment malam nanti sebagai petunjuk tentang kapan Federal Reserve AS akan menaikkan tingkat suku bunganya.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE