Menu

Poundsterling Jatuh Bersama Penjualan Ritel Inggris Bulan Juni

N Sabila

Penjualan Ritel Inggris turun sebanyak 0.5 persen pada bulan Juni (MoM), mundur dari level sebelumnya di bulan Mei. Hal ini membuat Poundsterling jatuh.

Seputarforex.com - Poundsterling jatuh makin dalam di Kamis (19/Juli) sore ini, setelah laporan dari Biro Statistik ONS menunjukkan bahwa Penjualan Ritel Inggris mengalami kontraksi di luar perkiraan.

 

 

Penjualan Ritel Inggris Meleset Jauh Dari Perkiraan

Penjualan Ritel Inggris month-over-month untuk bulan Juni turun sebanyak 0.5 persen, mundur dari hasil bulan Mei yang berada di 1.4 persen. Angka tersebut bahkan jauh lebih buruk dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 1 persen yang diestimasikan oleh para ekonom.

Staf ONS menaksir bahwa penyebab penurunan drastis ini adalah pelemahan penjualan di sektor Non Makanan. Padahal, Penjualan Ritel di sektor Makanan naik pesat karena momen Piala Dunia. Kabar baiknya, penurunan Penjualan Ritel Inggris pada bulan Juni ini masih diikuti oleh menguatnya pertumbuhan Retail Sales dalam basis kuartalan.

Menurut ONS, pertumbuhan Penjualan Ritel Inggris kuartal kedua masih menunjukkan kenaikan sebanyak 2.1 persen, sekaligus menjadi level tertinggi sejak Februari 2015. Data ini juga tak luput dari perhatian para ekonom.


"Walaupun Penjualan Ritel Inggris lebih lemah daripada ekspektasi, tetapi dalam kuartal kedua secara keseluruhan, data tersebut masih menunjukkan kenaikan bahkan menjadi yang terkuat sejak tahun 2014," ungkap Ruth Gregory, ekonom senior Capital Economics yang dikutip oleh Poundsterling Live.


"Mengingat Penjualan Ritel memiliki porsi seperlima dari GDP Inggris, maka setidaknya, masih ada tambahan 0.4 persen poin ke pertumbuhan GDP Inggris di kuartal kedua." sambungnya.

 

Poundsterling Jatuh

Sayangnya, Poundsterling tak terkesan dengan apiknya Penjualan Ritel dalam basis kuartalan. GBP/USD tetap jatuh hingga 0.56 persen ke angka 1.3002 setelah data Retail Sales Inggris dirilis. Pound juga melemah terhadap Euro hingga 0.28 persen dan diperdagangkan di harga 1.1199 per euro. Terhadap mata uang negara lain, Poundsterling juga masih melemah secara umum.

Hal ini dikarenakan pasar tak bisa mengesampingkan hubungan erat antara Penjualan Ritel dengan Inflasi, yang pada gilirannya nanti akan menjadi pertimbangan bagi kenaikan suku bunga Bank of England (BoE). Dengan demikian, menurut Samuel Tombs dari Pantheon Macroeconomics, pasar akan tetap meyakini jika ekspektasi kenaikan suku bunga BoE telah kembali mendapatkan halangan. Hal ini pun mendorong para pelaku pasar untuk menjual Poundsterling.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE