Menu

Poundsterling Lanjut Turun Pasca Lemahnya Penjualan Ritel Inggris

N Sabila

Pertumbuhan Penjualan Ritel Inggris untuk bulan Maret merosot sebanyak 1.2 persen. Poundsterling melemah lagi karenanya. Apakah ini saatnya meninggalkan Pound?

Seputarforex.com - Poundsterling menurun 0.25 persen terhadap Dolar AS di hari Kamis (19/Apr) sore ini setelah laporan Penjualan Ritel Inggris. Terhadap Euro pun, Poundsterling juga mencatatkan penurunan sebanyak 0.16 persen. Saat berita ini ditulis, GBP/USD berada di posisi 1.4182 dari 1.4220, dan EUR/GBP menyentuh level 0.8717.

 

 

 

Penurunan Poundsterling terjadi setelah laporan indeks Inflasi Konsumen (CPI) Inggris kemarin sangat jauh di bawah ekspektasi. Mata uang Inggris yang sebelumnya berada di atas angin, bahkan sudah menyamai level pra Brexit, seketika jeblok dan menghujam level rendah 1.4179 setelah CPI Inggris diumumkan.


Penjualan Ritel Inggris Di Bawah Ekspektasi

Data Penjualan Ritel Inggris hari ini pun menambah beban bagi Poundsterling. Menurut Biro Statistik ONS, pertumbuhan Penjualan Ritel Inggris untuk bulan Maret merosot sebanyak 1.2 persen. Penurunan ini dua kali lipat lebih banyak daripada penurunan yang diekspektasikan oleh pasar, yakni hanya 0.5 persen saja. Di bulan sebelumnya, Penjualan Ritel Inggris membukukan pertumbuhan sebanyak 0.8 persen.

"Pertumbuhan (Penjualan Ritel) month-on-month turun 1.2 persen disebabkan oleh besarnya penurunan penjualan bensin, yakni mencapai 7.4 persen. Kondisi cuaca yang tidak bersahabat membuat masyarakat Inggris malas bepergian, dan itu menyebabkan penjualan bahan baka menyusut," lapor ONS. "Namun, cuaca bersalju justru menaikkan penjualan online, dengan Departemen Stores yang melaporkan adanya kenaikan dalam penjualan via web mereka."

Penjualan online mengambil bagian 17.4 persen dari keseluruhan Penjualan Ritel Inggris dalam penyesuaian musiman pada bulan Maret tahun 2018. Jika dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2017, Penjualan Ritel online tahun ini lebih tinggi. Di tahun 2017, Penjualan Ritel online Inggris menyumbang porsi sebanyak 15.9 persen.

Berhubung data Penjualan Ritel juga tak menawarkan alasan bagi bull Poundsterling, maka mata uang Inggris tersebut melanjutkan penurunan. Meski demikian, terpantau ada sedikit pemulihan yang terjadi pada Pound sebelum data Penjualan Ritel diumumkan.

"Setelah rejection tajam terhadap High-High baru selama dua hari, harga (GBP/USD) kini sudah berada di atas level 1.4170 di area support. Sementara level tersebut dicapai, kembalinya pair Cable ke kisaran 1.4280/90 akan menunjukkan bahwa tren yang ada masih utuh, dan menimbulkan risiko jangka menengah ke kisaran resisten 1.4350-1.4550," kata Robin Wilkin, analis Lloyds Bank Commercial Banking.


Saatnya Meninggalkan Poundsterling?

Lantas, apakah ini saatnya mengucapkan selamat tinggal bagi bull Poundsterling? Analis BK Asset Management, Kathy Lien, mengatakan tidak. Meskipun CPI dan Penjualan Ritel Inggris mengecewakan, Bank Sentral Inggris (BoE) tak akan serta merta memupus harapan kenaikan suku bunga di bulan Mei. Pasalnya, pada bulan itu juga akan ada Quarterly Inflation Report dan konferensi pers yang menyempurnakan waktu untuk mengetatkan moneter.

Jadi, walaupun persentase ekspektasi pasar sekarang sudah turun dari 87.5 persen menjadi 83 persen untuk peluang kenaikan suku bunga BoE, Lien mengatakan Pound masih punya peluang menguat. Selambat-lambatnya kenaikan suku bunga Inggris kemungkinan dilakukan pada bulan Juni 2018.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE