Menu

Poundsterling Menguat Terbatas Berkat Kenaikan Upah Rata-Rata

A Muttaqiena

Perbaikan data ekonomi Inggris mendorong poundsterling menguat, tetapi apresiasinya kemungkinan terbatas karena masih banyak masalah yang membebani.

Mata uang Poundsterling menanjak sekitar 0.2 persen ke kisaran 1.2712 terhadap Dolar AS pada pertengahan sesi Eropa hari ini (11/Juni), setelah rilis data ketenagakerjaan Inggris. Sterling juga terpantau menguat versus Yen dan Euro, karena muatan dalam data tersebut yang meningkatkan optimisme massa. Namun, Sterling masih dibebani oleh ketidakpastian terkait rencana brexit, pergantian Perdana Menteri, dan kebijakan bank sentral.

UK Office for National Statistics (ONS) melaporkan bahwa klaim pengangguran (Claimant Count Change) meningkat 23.2k pada bulan Mei 2019, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi yang hanya 22.9k. Namun, tingkat pengangguran untuk bulan April 2019 stagnan pada 3.8 persen, selaras dengan estimasi awal. Laju kenaikan gaji malah jauh melampaui perkiraan.

Dalam periode April, kenaikan upah rata-rata (Average Earnings Index) mencetak pertumbuhan 3.1 persen (dengan bonus) dan 3.4 persen (tanpa bonus). Masing-masing melampaui ekspektasi yang secara berturut-turut dipatok pada 2.9 persen dan 3.1 persen. Ini merupakan kenaikan upah rata-rata bulanan (tanpa bonus) tertinggi sejak bulan Mei 2008.

Hal ini memantik ekspektasi akan berubahnya sikap bank sentral Inggris ( Bank of England/BoE ). Sebagaimana diungkapkan oleh Marc-André Fongern dari MAF Global Forex, "Pasar tenaga kerja Inggris tetap tangguh dan memberikan sedikit alasan untuk khawatir, karena tingkat pengangguran terus bertahan pada level yang sangat rendah. Dengan upah rata-rata telah meningkat secara bertahap, kami mengharapkan BoE yang sedikit lebih optimistis dalam jangka pendek."

Setelah rilis data GDP Inggris yang mengecewakan kemarin, pasar menilai BoE lebih mungkin untuk memangkas suku bunga ketimbang menaikkannya pada tahun depan. Meski demikian, sejumlah pihak menilai bahwa hal itu bisa dihindari asalkan ketidakpastian brexit dan gejolak politik mereda. Apalagi, Inggris dianggap lebih kebal dari dampak turunan konflik dagang AS-China daripada kawasan tetangganya, Zona Euro.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE